Sebarkanlah Kebaikan Dengan Niat Karena Allah Taala, Bukan Pujian Manusia
- pexel
Bukankah kamu sudah mengetahui dan meyakini bahwa Allah selalu memberi senyuman di balik kesedihan dan harapan di balik putus asa. Selain itu, karena sesungguhnya di dalam kesulitan ada kemudahan.
Realitanya Kita Lebih Mencela Orangnya, Dibandingkan Kesalahannya. Pantang Melihat Kesalahan Orang Lain. Kita Langsung Menghukum, Mencela, Sepertinya Kita Merasa Hanya Kita yang Mempunyai Perasaan, Orang Lain Tidak.
Belajar ber lapang dada dengan kelemahan dan kekurangan orang lain. Jangan suka berbicara tentang keburukan orang. Orang yang baik tidak akan berbicara hal-hal yang buruk tentang orang lain. Yang penting bukan siapa yang kita lihat tetapi 'siapa kita' ketika melihatnya. Orang baik akan selalu melihat kebaikan.
Jika kita mencari-cari keburukan, secuil kebaikan tidak kita temukan. Jika memandang dengan kebencian, hanya kejahatan yang kelihatan. Satu jari menuding kesalahan, empat jari lagi mencela kejahatan. Menggali-gali keburukan insan, sia-sia dan dosa yang kita dapatkan.
Sebelum mengharap Allah menilai kita dengan baik, didiklah diri kita menilai orang lain dengan baik terlebih dahulu. Jangan hanya mengharapkan orang lain sempurna sedangkan diri sendiri pun tidak sempurna. Belajar untuk menerima orang apa adanya sebagaimana kita mengharapkan orang menerima kita apa adanya.
Salah Satu Racun yang Akan Membunuh Manusia Perlahan-lahan Adalah Pujian.
Apa saja yang dilakukan kita ingin mempertontonkan. Kita melakukannya dengan niat mau mendapatkan pujian. Jiwa kita lemah bila sendirian. Kosong bila tidak ada yang memperhatikan. Gelisah bila orang tidak memuji perbuatan kita. Akhirnya hasad dengki mengisi hati, apabila melihat pujian diberikan kepada orang lain.
Orang yang gemar dipuji ini sebenarnya sibuk dengan pandangan orang dan kata-kata orang dan dia lupa Allah Ta'ala yang Maha Memandang terhadap perbuatan-perbuatan yang kita lakukannya!