Nona, Selamat ya Atas Pernikahan Kalian, Ku Ikhlas Meski Hati Masih Terluka

Tanda Seseorang yang Kamu Kencani Sudah Menikah
Sumber :

Olret – Nona, Apakah di rumah mu ada cermin? Berdirilah di depan nya dan lihat, disana ada seseorang yang amat ku sayang. Disana berdiri seseorang yang menjadi objek semua tulisan tulisan, menjadi tuan untuk segenggam perasaan, dan menjadi ladang nan subur bagi sepucuk tunas perasaan.

Doa Pelancar Rezeki dan Solusi Masalah: Amalan Singkat dengan Tiga Manfaat Luar Biasa!

Aku yang hampir lelah dengan semua carut marut perjalanan cinta, mulai bisa kembali menjejakan kaki meski tertatih, walau hanya untuk sekedar berdiri. Sebab asa itu benar-benar ada, dia datang bersama hadirmu. Menyejukkan mata, menenangkan hati, dan memberi bahagia yang membuncah dalam dada.

Kata Kita telah menjadi kata yang melambangkan kebahagiaan yang sesungguhnya. Menjadi kata yang dijadikan orang-orang sebagai simbol pasangan serasi selamanya, kata yang menjadi saksi tumbuh nya cinta yang murni.

Kisah Nyata Nelayan Sibolga Melawan Sarayan Lawik: Tujuh Air Masjid Penghapus Kutukan Laut

Tapi sayangnya semua itu hanya beberapa detik lalu Nona, sebelum salah satu sahabatmu bercerita via pesan dunia maya, memberiku kabar yang ia sebut kabar bahagia, "Tahun Ini kalian akan menikah" katanya. Benar, detik ini telah sampai padaku sepotong kabar, dan ya, memang kabar bahagia yang ku dapatkan, Bahagiamu, lebih tepatnya.

7 Buah yang Memelihara Hati, Hati Pun Sehat dan Kuat

Terkejut sudah tak lagi mampu untuk menggambarkan kondisi mentalku waktu menerima kabar bahagiamu itu Nona, bumi yang saat itu ku pijak seolah terasa asing, langit yang menaungiku seolah tiba-tiba bersikap tak ramah, udara yang kuhirup terasa begitu menyesakkan dada. Semesta seolah menjahatiku Nona. 

Kini bagiku, kata kita telah menjadi sebuah kata yang melambangkan kesedihan yang luar biasa, simbol patah hati yang sempurna, saksi untuk matinya hati sebab tersakiti.

Sementara di sana, dirimu yang beberapa detik lalu masih menjadi kata bahagiaku sedang bahagia bahkan saling membahagiakan dengan laki-laki yang kelak kau panggil suami.

Kamu mungkin tidak sengaja berbuat itu, atau bahkan sama sekali tidak tahu menahu, memang ini semua salah ku, aku terlalu naif untuk mengakui bahwa hadirmu begitu berharga. Kini semua sudah terlambat, kamu akan segera genap dalam beberapa saat.

Dan aku, Ah sudah lah gak usah kau hiraukan. Aku, si pecundang yang gapernah berani berterus terang tentang perasaan, aku si pengecut yang selalu takut untuk sebuah ungkapkan. Aku yang mungkin selalu mengabaikan pintu hati yang terbuka itu selama ini, Sama sekali gaperlu kau hiraukan.

Halaman Selanjutnya
img_title