Kisah Saksi Mata yang Melihat Hancurnya Rumah DI Panjaitan Ditembaki Tjakrabirawa

DI Panjaitan bersama istri dan anak-anaknya
Sumber :
  • dokumentasi keluarga DI Panjaitan

Katryn memberitahukan, bahwa rumah mereka telah dikepung dan ditembaki oleh sepasukan tentara yang memakai baret hijau. 

5 Wisata di Purbalingga yang Cocok Dikunjungi saat Liburan

Mereka juga telah menembak dan menculik Brigadir Jendral D.I. Panjaitan. Mendengar berita tersebut saya terus menjadi lemas dan sangat cemas, sehingga tanpa disadari tas yang sedang saya pegang terjatuh dari tangan. 

Kemudian saya berusaha untuk menghubungi rumah keluarga D.IPanjaitan, tetapi beberapa kali saya coba, telepon tidak dapat bersambung. Kemudian saya putuskan untuk pergi sendiri ke rumah mereka.

Liga Champions Menggemparkan Dengan Mahakarya Solo Ala Son Heung-min

Tiba di rumah keluarga Panjaitan, pasukan berbaret hijau sudah tidak ada lagi di tempat. Saya langsung masuk ke dalam rumah. Apa yang saya lihat kemudian, sangat seram dan mengerikan. 

Darah berceceran di mana-mana, sebagian tersapu oleh bekas tapak sepatu. Beberapa helai rambut yang melekat pada sepercik otak manusia pun saya jumpai. 

Courtois: "Real Terlalu Buruk, Sementara Liverpool Sangat Bagus"

Ini menunjukkan, bahwa di tempat itu tadinya ada orang yang dianiaya dan dilukai sehingga mengeluarkan darah; dia kemudian diseret keluar. 

Saya duga, bahwa kemenakan dan ipar Brigadir Jendral D.I. Panjaitan yang tidur di lantai bawah yang menjadi korban pertama. 

Kemudian, kakak ipar saya Brigadir Jendral D.I. Panjaitan sendiri pun mungkin sekali telah dibunuh juga oleh segerombolan pasukan yang tidak dikenal itu. 

Sungguh merupakan suatu peristiwa yang sangat kejam dan yang mengerikan. Hatiku menjadi kecut dan pilu sekali.

Tiba-tiba muncul Katryn dan adiknya; mereka memeluk saya serta dengan tangis menjerit: "Papi ditembak, sudah mati dan diculik". 

Setelah agak tenang, atas pertanyaan saya siapa penembak dan penculiknya, bagaimana pula pakaian mereka, Katryn hanya-menjawab "Pakaian loreng hijau dan baret hijau".

Kemudian saya bertanya lagi di mana dan bagaimana keadaan ibunya, mereka menjawab bahwa mama ada di kamar tidur di tingkat atas. Rumah keluarga D.I. Panjaitan bertingkat dua. 

Sambil memeluk kedua anak tersebut saya naik ke lantai atas dan langsung menuju kamar tidur yang mereka tunjukkan. 

Saya jumpai Ny. D.I. Panjaitan, kakak kandung saya, terlentang di tempat tidur sambil menangis terisak-isak.Terputus-putus dia menyatakan: "Kakakmu sudah mati ditembak dan dibawa".

Halaman Selanjutnya
img_title