Elvira Sari Dewi, Semangat Tak Pupus Walau Divonis Odapus

Elvira Sari Dewi
Sumber :
  • nursing.ub.ac.id

Elvira kemudian, menemukan solusi permasalahan ini dengan menciptakan inovasi bernama Kompres Dingin Atau Kompres Samchong. 

Inovasi Nurman Farieka, Ubah Limbah Ceker Ayam Jadi Sepatu Berkualitas Internasional

Inovasi ini berawal saat Elvira yang tengah mengembangkan sebuah ide sebagai bagian karya tugas akhir perkuliahan, mendapatkan inspirasi dari hawa kesejukan tempat rekreasi di Roban Condo, Elvira di tahun 2012.

Hawa sejuk dan dingin yang dirasakannya mampu membuat pikirannya lebih tenang dan mengurangi tingkat rasa stress. Sehingga muncullah ide kompres dingin atau Kompres Samchong. 

KBA Ngawun, Parsono dan Kawan Jadikan Tabeplast Forest Area Jadi Ikon Destinasi Ekowisata Alam

Kompress ini dibuat dengan mengolah singkong dengan teknik khusus hingga terbentuk gel ungu. Gel ungu inilah yang memiliki kemampuan menyimpan suhu dingin yang dapat membuat rileks saraf yang bengkak akibat berbagai macam tekanan pikiran odapus. Teknologi sederhana ini mengambil sebuah kata samcho, yang memiliki arti jiwa. 

Kompres ini pun telah diujicoba pada odapus. Hasilnya memang sangat positif dengan terbukti menenangkan jiwa odapus dari keadaan stres. Hanya saja, kompres tak dapat digunakan oleh odapus yang memiliki alergi dingin. 

Perjuangan Siti Salamah, Dari Pendidikan Hingga Kesejahteraan Bagi Pemulung

Cara penggunaannya juga sederhana yaitu cukup diletakkan pada dahi atau permukaan kulit, selama sekitar 20 menit sebelum tidur. 

Elvira Sari Dewi, Kompres Samchong dan Parahita

Inovasi Elvira lewat kompres samchong mendapatkan sambutan hangat dari berbagai pihak. Salah satunya Parahita, komunitas peduli Lupus di Malang yang didirikan pada 26 Juli 2008.

Lewat Parahita, Elvira tidak hanya mendapatkan kembali semangat berjuangnya tapi juga bisa berbagi semangat itu dengan para pasien lupus lainnya.

Ada banyak hal yang sudah dilewati Elvira, seperti mendapatkan beasiswa S2 Fasttrack dari Kemendikbud untuk melanjutkan pendidikan Program Magister Ilmu Biomedik (PMB) FKUB, Berjumpa dan mendirikan Pusat Kajian Lupus tahun 2015 bersama para pakar lupus seperti Profesor Handono dan Profesor Kusworini, serta didaulat menjadi pemimpin Yayasan Kupu Parahita Indonesia pada tahun 2017. 

Dia mendapatkan amanah untuk mengurus organisasi yang beranggotakan para pasien Lupus di Malang Raya, Tulungagung, Blitar dan Jember.

Hingga, persahabatan yang diawali keterpaksaan sekaligus dibarengi dengan segala dedikasinya tersebut, kembali menorehkan apresiasi . Dirinya menjadi salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 bidang kesehatan di tingkat propinsi dari PT. Astra Internasional Tbk. 

Halaman Selanjutnya
img_title