Suwardji, Pembina Porang yang Mengatasi Kemiskinan, Pengangguran, dan Kerusakan Lingkungan di KLU

Ilustrasi Porang
Sumber :
  • Halodoc

OlretPorang atau lebih dikenal sebagai iles-iles adalah umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri. Tanaman herbal ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan shirataki atau tepung. 

Nur Rahmi Yanti, Pelopor Usaha Shorgum NTB dengan Omset Ratusan Juta di Era Pandemi

Melansir Halodoc, porang memiliki batang bercorak belang hijau putih, dan daun hijau muda lebar berujung runcing. Tanaman ini mengandung lemak, protein, mineral, vitamin, karbohidrat, kristal, kalsium oksalat, alkaloid, sekaligus serat glukomanan yang lebih tinggi dibanding jenis umbi lainnya.

Akibat karbohidrat kompleks yang dikandungnya, mengkonsumsi porang bisa membuat seseorang memiliki energi lebih optimal, berat badan terjaga, gula darah stabil, dan meningkatkan kesehatan pencernaan.

MU Dapat "Anggukan" Dari Elliot Anderson Dengan Mahar Ratusan Juta Euro

Ilustrasi Tanaman Porang

Photo :
  • Antara News

Di Indonesia sendiri, penghasil porang terbesar berasal dari NTB. Hal ini tidak terlepas dari sumbangsih Suwardji  Ph. D di Laboratorium di Laboratorium Lapangan Pertanian Lahan Kering Fakultas Pertanian UNRAM Desa Akar Akar Kecamatan Bayat Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, yang membina petani setempat.

6 Destinasi Hebat Marcus Rashford Jika Tinggalkan Barca, PSG Hingga Arsenal

Kegigihan dan ide brilian Suwardji dalam meningkatkan nilai ekonomi porang membuatnya menerima apresiasi DSA (Desa Sejahtera Astra) di tahun 2021 silam.

DSA sendiri adalah program kontribusi sosial Astra di bidang kewirausahaan di wilayah penerima. Program ini memberi pendampingan bagi masyarakat desa, mulai dari pelatihan, penguatan kelembagaan, bantuan prasarana, hingga fasilitasi akses modal dan pemasaran produk.

Menurutnya, ada 3 masalah utama yang bisa diselesaikan dengan memanfaatkan porang, diantaranya, mengatasi kemiskinan, pengangguran, dan kerusakan lingkungan.

Di poin pertama, peningkatan nilai ekonomi dilakukan dengan pemasaran porang menggunakan sistem satu pintu. Sehingga akan memberi bargaining bagi petani Porang di KLU (Kabupaten Lombok Utara).

Pada bulan Agustus tahun 2022, harga umbi porang basah tercatat mencapai Rp 2.500 per kg, yang mana lebih tinggi dari harga pasar di pulau Jawa yang hanya sekitar Rp 2.100 hingga Rp 2.200 per kg.

Pengolahan porang menjadi keripik (chip) juga dilaporkan mampu meningkatkan nilai ekonomi umbi-umbian ini. Masih di tahun yang sama, ada 5-6 ton atau setara 1 kontainer chip kering siap ekspor yang tersimpan di gudang KLU. 

Hasil ini didapat dari pengolahan sekitar 130 ton umbi basah atau setara dengan dengan perputaran uang di kalangan anggota koperasi senilai Rp 130 juta.

Halaman Selanjutnya
img_title