Bisakah Kita Bertemu Untuk Terakhir, Saat Tujuanmu Bukan Aku Lagi?

Malas untuk bertemu
Sumber :
  • stocksy.com

Olret – Pada akhirnya kisah kasih denganmu kandas di tengah jalan sebelum berlabuh ke puncak keabadian cinta. Janji-janji yang kita ikat bersama nyatanya goyah hanya dengan kerikil-kerikil kecil di tengah perjalanan kita. Bukankah dulu kamu meyakinkanku tentang arti cinta sejati? Tak mengapa kamu pergi, tapi bisakah kita bertemu untuk terakhir kali?

5 Poin Utama Permintaan Maaf Terbuka Julia Prastini
Tangis Ibu Badru Pecah: "Anak Saya Manusia, Bukan Kepiting!" — Momen Haru Rekonsiliasi Korban Bullying "Kepiting Alaska"

Semenjak kata "hubungan kita sampai di sini saja", aku merasa dunia mulai runtuh. Aku yakinkan lagi kata-kata itu benar-benar apa yang kamu inginkan. Dan pada akhirnya aku yakinkan diri ini bahwa perkataan itu benar-benar keluar dari mulutmu.

Na Daehoon, Pria Korsel yang Rela Mualaf, Bertahan Demi Anak: Trauma Masa Kecil Jadi Kunci Keputusan

Kamu Tahu, Senja Saja Tahu Cara Untuk Pamit Sedangkan Kamu Pergi Dengan Cara Begitu Pahit?

Kamu dan aku memang sangat menyukai senja. Sudah berapa senja yang kita habiskan waktu bersama, senja di gunung, pantai bahkan danau? Kini, semua itu hanya sebuah kenangan. Tahu kah kamu setiap kita menikmati senja, bagaimana dia pamit dengan cara perlahan dan kembali lagi di esok hari?

Sedangkan kamu, kamu datang dengan membawa kebahagiaan dan pergi membiarkan diri ini terluka. Setidaknya, cobalah belajar dari senja cara meninggalkan bila memang tak mampu untuk bersama. Pergi dengan perlahan, dengan cara baik bukan dengan langsung mengucapkan cukup sampai disini tanpa ada penjelasan.

Akhirnya Aku Menyadari, Bukan Salahmu yang Pergi Dariku Tapi Salahku yang Menjalin Cinta Sebelum Waktunya Tiba Dengan Cara yang Tak Benar Jua.

Jangan tanya tentang perasaanku saat itu. Rasanya kakiku tak mampu menahan berat tubuh ini, mataku langsung berkaca-kaca meski aku masih memberikan senyum seolah-olah aku mengikhlaskan kamu. Tapi, sungguh kepergianmu saat itu memberikan luka yang sangat mendalam, mengangah hingga akhirnya sembuh sendiri karena berjalannya waktu.

Aku mulai berdamai dengan diri sendiri, aku tak lagi menyalahkan kamu atau pun diriku. Aku menyadari bahwa sejak awal, aku memang yang salah menjalin cinta denganmu tanpa ada ikatan yang pasti. Hanya sebagai status pacar saja memang mungkin saja berakhir dengan putus. Aku yang salah menerima dan menjalani cinta yang belum saatnya aku rasakan kala itu.

Halaman Selanjutnya
img_title