Aku Berjuang Dengan Gigih, Namun Akhirnya Bukan yang dipilih

Membiarkanmu Lebih Banyak Berjuang
Sumber :
  • Freepik.com

Olret – Mungkin bagi kalian aku adalah seorang pengecut yang sekali dihantam patah hati nyalinya langsung ciut. Baru kali ini aku dicampakkan, namun langsung enggan menjalin hubungan. Kalian pikir lukaku tak seberapa dibandingkan kalian yang sudah berkali-kali mengalaminya.

DJ Panda Tampil di Podcast Bang Densu, Netizen Sebut Keliatan Dia Polos Bangat

Jangan dulu menghakimi kenapa aku begini. Kalian tak tahu bagaiamana aku berjuang dengan gigih, namun akhirnya tetap bukan aku yang dipilih.

Tapi, maaf. Aku tak seperti kalian yang menjalin hubungan hanya untuk senang-senang. Telah kucurahkan seisi jiwa dan raga untuk membuat hubungan kami menjadi nyata. Sudah kujatuhkan ego dan kurendahkan ekspektasiku untuk menerima dia apa adanya. Jika pada akhirnya aku berhenti berjuang, itu adalah sebab ia membuatku kehilangan alasan untuk bertahan.

5 Amalan Ampuh Pembuka Pintu Jodoh: Bukan Cuma Berdoa, Tapi Juga Beraksi!

Bukannya aku menyerah pada cinta. Bukan pula mengingkari takdirku setelah itu. Aku butuh istirahat. Sebentar saja, aku ingin memberikan cinta untuk diriku sendiri sampai tiba seseorang yang benar-benar tahu cara mencintai.

Maafkan Aku yang Telah Egois Mendewakan Cinta Untuknya, Hingga Lupa Akan Kamu yang ditakdirkan Untukku Sementara.

Salah satu bentuk kelalaianku adalah terus-menerus mendoakannya dan menganggap diri sebagai yang setia dalam mencintainya. Padahal pada saat yang sama aku telah mencurangi jodoh yang sesungguhnya, yaitu kamu yang lebih pantas atas semua doa-doa.

Selain Komunikasi, Ini 7 Hal Penting Banget dalam Suatu Hubungan

Bukan kesalahanku yang telah berjuang dengan gigih meski pada akhirnya aku yang tersingkirkan juga. Mungkin ini adalah yang terbaik baik kita, semoga kita akan bahagia dengan dengan jalan yang berbeda.

Mungkin Dia Pergi Tanpa Kata, Hilang Tanpa Aba-Aba. Namun Satu Hal yang Pasti, Perpisahan Ini Adalah Takdir yang Allah Kehendaki.

Dalam hidup kita akan selalu dihadapkan dengan dua; perjumpaan dan perpisahan, kebahagiaan dan kesedihan, menyenangkan dan menyakitkan. Semua itu pasti kita rasakan secara bergantian. Tapi manakah yang lebih baik? Maka jawabannya adalah yang paling dekat dengan ridha Ilahi.

Mengingat kepergiannya hanya akan menyesakkan dada. Pula mengungkit janjinya adalah hal yang sia-sia. Ikhlaslah, biar yang hilang pulang pada pemilik sesungguhnya. Kehilangannya takkan sampai membuatmu mati, selama Allah ada di dalam hati. 

Kamu, membaiklah karena Allah menginginkanmu bahagia. Sudah cukup waktumu untuknya, kini bersiaplah untuk takdirmu yang sebenarnya.