Puisi : Hujan Ditengah Pelarian, Bodoh, Malam, Air Hujan dan Terbunuh

Berkendara Aman Saat Hujan
Sumber :
  • carsmyfriends.com

Olret –  Hujan tidak pernah berbohong ketika mendung

Jangan Takut Merasa Bodoh! Inilah Kunci Rahasia Pertumbuhan Maksimal Ala Maudy Ayunda

Dari setiap butir yang jatuh mampu membasahi kenangan yang perlahan memudar

Angin mulai berderu berlomba lomba

Jangan Sampai "Bodoh Terus": Bedah Kritis dari Podcast SUARA BERKELAS

Wajah ini tidak luput oleh setiap percikannya

Cerita masa lalu sungguh pilu saat itu

Kisah Pedagang Ikan Cantik Cirebon: Uang Tak Pernah Habis, Nyawa Melayang Jadi Tumbal Tuyul Kelas Kakap

sewaktu hujan tiba membasahi bumi tak henti henti

Saat itu juga diri ku hilang kesadaran

Terjerambak digenangan sisa sisa hujan di kala itu

Banyak orang menangis berderu melihat amarah tuhan begitu bergejolak

Tidak akan usai hujan ini jika terus selalu ditangisi

Berbahagialah sewaktu hujan datang

Bodoh

Kamu tau apa tentang kata kata sepihak

Pemikiran mu terlalu ambisius untuk membicarakan orasi

Narasi mu tak semerdu keluh kesah mu dikehidupan

Bayangkan jika dirimu dihakimi oleh emosi

Pasti dirimu akan menangis menyesali yang sudah diucapkan

Tau apa kamu

Kambing pun sulit berfikir kalian manusia apa binatang jalang.

Bodoh

**

Malam

Apakah Kau tahu?

Untuk menerima semua ini rumit dan sulit bagiku

Harus banyak berlatih

Tak seperti kau yang punya banyak cara untuk mengontrol rasa sesak ini
Memikirkan setiap kali

Setiap jenuh rasa tak terbalas ini

Nanti
Ku yakin itu pasti
Mungkin sekarang ku sedang menunggu yang tak pasti

Menjaga dalam ketenangan menyesakan ini sungguh sulit

Kau resah, kau gundah
Bagaimana dengan yang disini
Semilir mengantarkan pesan
Mendayu dalam alunan daun yang berbisik

Mengatarkan cangkir malam yang syahdu pelengkap malam rindu ini
Terima kasih.

Telah membuat malam ini dan malam seterusnya menjadi malam kegaduhan.

Puisi yang lain

Puisi itu ruang hampa

tapi penuh perabotan

kau temukan
barang-barang yang layak
dapat kau bawa pulang dan pergi
untuk kenang-kenangan yang
mengingatkanmu agar
datang kembali

Puisi itu benda mati

tapi bergerak
atau bersembunyi di balik pintu

menutup untuk dibukakan pintu yang lain

dan kau temukan kata-kata baru seperti
taman kota di sore hari banyak yang
datang dan pergi hanya untuk
beristirahat

Dan kini kubayangkan kau
sebagai puisi yang lain

yang hidup di kota yang
jauh dari kesepian dan kehampaan.

*

Air hujan

suara angin,angin yang menggoda hati

mengingat dirimu yang ku cintai

Halaman Selanjutnya
img_title