Kumpulan Puisi : Bararupa, Rupawani, Jalang, Merpati, Semu dan Halusinasi

Puisi
Sumber :
  • pexel

Olret – Membara terbakar hebat seperti api unggun pada malam itu                       

Mengorbankan Kecantikan Demi Ekonomi: Kisah Pilu Melda Safitri, dari Gadis Menawan Jadi Ibu yang Tak Mampu Mengurus Diri

Ku bergelora hingga lupa dengan api itu                                                      

Sesaat amarah ku memuncak untuk diledakan. 

Hati Ivan Gunawan Kosong di Tengah Kemewahan: Kisah Spiritual Paling Mengejutkan, Dari New York Langsung ke Makkah!

Tak ku sadari bahwa waktu terus bergulir

Rahasia Ketenangan Hati: 10 Dinding Penghalang Rezeki dan Ilmu Akibat Dosa

Tak seorang pun menyadari bahwa api itu semakin membesar

Seperti amarah ku pada malam itu

Padamkan tolong padamkan

Tuhan sedemikian rupa ciptaamu

Hingga aku lalai merawatnya

Kumenanti sampai waktu telah usai untuk melanjutkannya

Retak dan rapuh perlahan akan menyatu dengan debe

Debu yang engkau hembuskan setiap waktunya tuhan

Aku masih sanggup untuk menyalakan api kebahagian dan kesedihan Sampai ada yang mampu untuk memedamkannya kembali seperti dulu.

Rupawani

Malam mu hening tanpa ada yang menghalangi

Malam mu hening tanpa ada yang menghalangi

Sunyi mu gelap tanpa ada yang menutupi

Suara mu menggelegar tanpa ada yang mendengarkan

Rindu mu bahagia tanpa ada yang tertawa
Bahkan banyak yang berduka dan bersedih

Kehilangan mu hanya kebahagiaan yang hanya menyisakan luka dan duka Tersingkir sendiri tanpa ada binatang kecil yang menyapa hingga manusia pun enggan untuk melihatnya.

Kemunafikan yang hanya terpancar dari mata mata manusia keji Pemburu yang takut untuk diburu hingga si terbengkalai ini tertawa terpingkal

Tuan mu tak akan mati dibunuh oleh si pemuda

Pertontonkan saja pasti akan mati dimakan jaman

Jaman yang memperlihatkan bahwa si murung akan jadi pahlawan tak terlihat.

Jalang

Wajah mu cantik sekali

Sampai aku ragu menatapmu

Aku gugup

Aku bingung

Disini aku merasakan getaran tak beraturan

Kamu cantik seperti pakaian itu

Pakaian yang dapat dikenakan pada siapa pun yang mencintainya

Miris

Lugas ku berkata

Ajarkan dia ke arah yang ditentukan alam

Untuk jadi apa nanti ketika anak mu lahir kedunia yang dosa ini

Menangis tersendu sendu hingga merintih

Hanya sedikit dan sesuap nasi yang dapat menolong mu sampai pagi menjelang

Kejam

Jika takut ajal menjemput dengan iringan doa dan kebahagiaan

Berkurang satu si penghuni surga mu tuhan

Menjelma menjadi kain lusuh dan tak berdaya

Halaman Selanjutnya
img_title