Ketika Harta Jadi Ujian, Lebih Baik Hidup Sederhana Asal Berdua Bahagia Selamanya

Ketika Harta Jadi Ujian
Sumber :
  • instagram

Olret – Ternyata harta, materi dan kesuksesan bisa menjadi satu ujian yang bisa menghancurkan keharmonisan rumah tangga yang selama ini dibangun berdua. Kemiskinan misalnya, lebih banyak menguji para wanita/istri.

Kisah Mualaf Na Daehoon yang Menangis Kenang Perjuangan Demi Julia Prastini

Tetap setia, melayani, tidak mudah mengeluh pada keadaan dan menerima berapa pun pemberian dan usaha suami seikhlasnya.

Sebaliknya kekayaan, saat Allah memberikan harta yang berlebih, akan memberi ujian lebih banyak ke suami. Karena kebanyakan laki laki, jika sudah diberikan kelebihan harta setelah kemiskinan, akan merasa bahwa hartanya hanyalah hasil kerja kerasnya semata, dan mulai menginginkan hal lain termasuk menggadaikan kesetiaannya, serta lupa akan pengorbanan istrinya.

Menikah Dulu atau Bantu Orang Tua? Ini Jawaban Ustadz Adi Hidayat

Oleh sebab itu berdoalah, berdoalah sebanyak mungkin, agar harta dan rezeki yang Allah limpahkan bukanlah menjadi ujian yang akan menggoyahkan hati dan iman pasanganmu atau dirimu sendiri.

Dan lebih baik, berdoalah untuk hidup sederhana saja, secukupnya saja. Asal bisa tetap berdua selamanya, asal hubungan yang dijalin mulai dari nol itu, tetap bertahan hingga ajal menjemput. Namun, faktanya. Pacaran cukup bermodalkan cinta, tapi rumah tangga juga butuh harta.

Pernah Berzina, Apakah Calon Suami Harus Mengetahuinya?

Ketika Harta Jadi Ujian, Saat Masih Kekurangan, Belajarlah Untuk Ikhlas Dan Tak Mengeluh. Buktikan Kesetiaannmu Dengan Tetap Menghargai Pasangan dan Berusaha Memberikan Yang Terbaik Untuknya

Ketika Harta Jadi Ujian

Photo :
  • instagram

Terbukti banyak sekali perpisahan terjadi karena factor ekonomi. Biasanya, istri/wanita yang lebih banyak menggugat dalam hal ini. Mereka merasa suaminya tak bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga, atau kebutuhan tersier istrinya.

Sehingga saat ada orang lain yang hadir, banyak wanita yang lemah imannya memilih pergi dan meninggalkan suami bahkan anak anaknya.

Hal ini tentu saja diperbolehkan, namun dengan kondisi dimana suami tebukti malas untuk berusaha memenuhi tanggung jawab dan kebutuhan keluarga. Apalagi sudah dijelaskan pula, jika suami tidak memberikan nafkah selama 3 bulan berturut turut, berbuat KDRT dan semena mena pada istrinya, sudah di hukumi jatuh talak, dan istri diperbolehkan untuk menyatakan Khulu’.

Namun sebaliknya, jika alasan istri meninggalkan suami, karena perkara harta, dimana suami sudah berjuang sekeras mungkin. Pergi pagi, pulang pagi, dan setidaknya sudah berhasil memenuhi kebutuhan pokok keluarganya, maka hal ini akan berbeda hukumnya. Dan sungguh hanya Allah yang Maha Tahu isi hati manusia.

Halaman Selanjutnya
img_title