Alvin Tanasta: Kenapa Sang Miliarder Saham Pindah Haluan dari Crypto dan Bongkar Taktik Kotor Influencer Keuangan Sesat!

Alvin Tanasta
Sumber :
  • Youtube

Olret – Sebuah diskusi mendalam di kanal kasisolusi baru-baru ini mengungkap keputusan mengejutkan dari Alvin Tanasta, seorang eks analis di Cryptoquant yang kini lebih dikenal sebagai miliarder saham.

Ketika Rp300 Triliun Lenyap dalam 15 Menit: Sisi Gelap Kripto dan Jeritan Jiwa yang Bangkrut

Dalam obrolan yang blak-blakan, Alvin membeberkan alasan ia meninggalkan euforia altcoin dan mengkritik keras praktik menyesatkan para influencer keuangan di Indonesia.

Memudarnya Peluang Cuan di Dunia Crypto

Lupakan Saham atau Kripto: Cara Terbijak Menghabiskan Rp100 Juta Pertama di Usia 20-an Adalah untuk Membeli Kenangan!

Alvin Tanasta

Photo :
  • Youtube

Alvin Tanasta mengaku masih menjadi holder Bitcoin (BTC) dengan harga rata-rata yang sangat rendah (sekitar $20.000-$30.000), namun ia telah mengalihkan sebagian besar asetnya ke pasar saham. Alasan utamanya sederhana: potensi return di crypto semakin mengecil.

3 Jebakan Finansial yang Menjerat Usia 20-an dan 30-an: Ini Bukan Soal Uang, Tapi Soal Gaya Hidup

Menurut Alvin, setelah setiap halving Bitcoin, kenaikan harga semakin tidak signifikan. Jika dari bull market 2017 ke 2021 Bitcoin naik 3,5 kali lipat, perkiraan untuk siklus berikutnya mungkin hanya 2 kali lipat lebih sedikit.

"Return ini akan semakin mengecil terus seiring dengan market cap dari Bitcoin ini semakin gede," jelas Alvin.

Ia juga menyoroti bahaya di pasar Altcoin, yang kini didominasi oleh proyek-proyek yang sangat spekulatif. Ia menyebutkan bahwa 99% koin yang baru diluncurkan (ICO) cenderung langsung rontok (jeblok) setelah terdaftar di bursa besar.

Bitcoin vs. Aset Produktif

Meski menghormati Bitcoin sebagai "store of value" (penyimpan nilai) layaknya emas, Alvin menegaskan bahwa ia lebih memilih aset produktif seperti saham. Saham mewakili kepemilikan di perusahaan yang memiliki bisnis, berinovasi, dan menghasilkan keuntungan nyata bagi masyarakat.

Alvin bahkan secara eksplisit lebih menyukai Solana (SOL) dibandingkan Ethereum (ETH) karena biaya transaksi (gas fee) Solana yang jauh lebih murah, membuatnya lebih praktis dan berpotensi digunakan lebih sering oleh pengguna.

Taktik Busuk Influencer dan Broker yang Memiskinkan Investor

Alvin Tanasta

Photo :
  • Youtube

Salah satu bagian paling tajam dari diskusi ini adalah kritik Alvin terhadap influencer dan broker yang mendorong trading berisiko tinggi.

1. Janji Manis Sinyal Trading

Alvin memaparkan bahwa banyak kelas trading atau grup sinyal (terutama di crypto) yang seringkali menyesatkan. Mereka hanya memamerkan "cuan-cuan" (keuntungan) hasil dari satu dua call yang berhasil, padahal jika dihitung secara keseluruhan, anggota grup tersebut justru merugi.

2. Mendorong Transaksi untuk Fee Broker

Alvin, yang merupakan mantan Fund Manager di sekuritas global, mengungkap bahwa banyak broker dan sekuritas secara halus mendorong nasabah untuk sering trading (transaksi harian/scalping).

Tujuannya? Supaya frekuensi beli dan jual (open dan close posisi) tinggi, sehingga komisi (fee) untuk broker/sekuritas juga semakin besar.

Alvin menekankan bahwa data menunjukkan sebaliknya: semakin sering orang trading, semakin buruk return yang didapat. Investor yang meraih kekayaan sejati adalah mereka yang berinvestasi jangka panjang dan konsisten.

Jalan Menuju Kemakmuran Finansial Indonesia

Alvin berharap masyarakat Indonesia dapat mengubah pola pikir keuangan, terutama dalam hal alokasi dana.

Rendahnya Literasi Investasi

Hanya sekitar 1-2% populasi Indonesia yang berinvestasi di pasar saham, jauh tertinggal dari Amerika Serikat yang mencapai 62%. Angka yang kecil ini membuat pasar Indonesia sangat rentan terhadap penarikan modal oleh investor asing (asing keluar).

Alvin optimis, jika angka partisipasi masyarakat di saham naik menjadi 20% saja, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) bisa bergerak naik dan menjadi pasar yang jauh lebih sehat, bahkan berpotensi menembus 10.000.

Pentingnya Investasi yang Benar

Ia menyarankan masyarakat untuk fokus pada pendapatan utama—apapun profesinya—dan menggunakan sisa dana (cash flow) untuk investasi yang proper dan terukur, bukan untuk berjudi atau masuk ke skema cepat kaya.

Alvin sendiri kini fokus pada platform edukasi investasinya, Supercuan Saham, yang ia klaim menawarkan transparansi total, termasuk rincian lengkap mengenai track record transaksi beli/jual saham yang ia lakukan.

Kesimpulan: Bagi Alvin Tanasta, kekayaan sejati dalam investasi dibangun melalui kesabaran, konsistensi, dan alokasi yang tepat pada aset-aset produktif, bukan dengan mengejar gimmick atau janji manis cuan instan dari pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.

Sumber dan referensi artikel Youtube Kasisolusi dengan judul Bahas Saham, Crypto & Influencer Keuangan Sesat⁉️Ex-Cryptoquant, Miliarder Saham - Alvin Tanasta