Apa Itu Otrovert? Bedanya dengan Introvert dan Ekstrovert

Ilustrasi interaksi sosial
Sumber :
  • Pexels/Brett Sayles

Mirip dengan Ambivert?

5 Tips Agar Introvert Bisa Menjalin Relasi Sosial Tanpa Alami Kelelahan, Ternyata Mudah!

Nah, di sini banyak orang bertanya: otrovert ini sama dengan ambivert, nggak sih?

Ambivert adalah istilah dalam psikologi untuk menggambarkan orang yang punya ciri-ciri introvert sekaligus ekstrovert dalam proporsi seimbang. Jadi, ambivert bisa fleksibel: kadang suka menyendiri, kadang butuh keramaian.

Serupa tapi Tak Sama: Begini Perbedaan Otrovert dan Ambivert

Kalau dilihat sekilas, otrovert memang mirip ambivert. Bedanya, ambivert sudah dikenal lama dalam kajian psikologi, sedangkan otrovert lebih ke istilah populer yang lahir dari media sosial untuk menggambarkan hal serupa dengan cara yang lebih relatable.

Ciri-Ciri Otrovert

Mengenal Otrovert: Tipe Kepribadian Baru yang Berbeda dengan Extrovert dan Introvert

Biar makin jelas, ini beberapa ciri yang biasanya ada pada otrovert:

  • Bisa aktif bersosialisasi, tapi cepat merasa lelah jika terlalu lama di keramaian.
  • Menikmati waktu sendiri, tapi juga tidak menolak hangout dengan teman.
  • Fleksibel menyesuaikan diri dengan suasana dan orang-orang di sekitar.
  • Kadang dianggap introvert oleh satu kelompok, tapi terlihat ekstrovert oleh kelompok lain.
  • Lebih mengutamakan kenyamanan diri dibanding label kepribadian.

Kalau ciri-ciri ini mirip dengan dirimu, bisa jadi kamu termasuk kategori otrovert.

Kenapa Banyak Orang Merasa Cocok dengan Otrovert?

Ada alasan menarik kenapa istilah ini cepat populer. Banyak orang sebenarnya tidak sepenuhnya introvert atau ekstrovert. Mereka merasa kepribadian mereka lebih kompleks dan bisa berubah sesuai situasi.

Otrovert memberikan istilah yang terasa lebih “masuk akal” untuk menggambarkan hal ini. Dengan kata lain, istilah ini jadi semacam pelengkap buat mereka yang merasa berada di “zona abu-abu”.

Jadi, Perlu Ngelabel Diri?

Psikologi modern menekankan bahwa kepribadian itu spektrum, bukan kotak-kotak kaku. Kita bisa punya kecenderungan introvert, ekstrovert, atau berada di tengah-tengah (ambivert/otrovert).

Yang lebih penting daripada sekadar memberi label adalah mengenali kebutuhan diri sendiri. Kalau sedang butuh menyendiri, nggak masalah menolak ajakan kumpul. Kalau lagi butuh interaksi, nggak salah juga keluar rumah dan bersosialisasi.

Otrovert mungkin bukan istilah resmi dalam psikologi, tapi keberadaannya membantu banyak orang merasa “punya tempat”. Bedanya dengan introvert dan ekstrovert terletak pada fleksibilitas: otrovert bisa jadi keduanya sesuai situasi.

Halaman Selanjutnya
img_title