7 Prinsip Emas Investasi ala Timothy Ronald: Belajar dari 11 Tahun Pengalaman

Timothy Ronald
Sumber :
  • Youtube Timothy Ronald

4. Fokus pada Compounding Jangka Panjang

Immanuel Caesar Hito Bangga Felicya Angelista Raih TOYP 2025: “Suami Terberuntung Sedunia!

Alih-alih berspekulasi jangka pendek, Timothy lebih memilih strategi jangka panjang. Ia tidak menyentuh posisi sahamnya seperti Coca-Cola dan American Express selama puluhan tahun.

Ia membiarkan dividennya diinvestasikan kembali, membiarkan efek Compounding bekerja layaknya bola salju yang terus bergulir dan membesar seiring waktu.

Rahasia "Dari Nol Sampai Jadi Miliarder": Ini Cara Keluar dari Kemiskinan ala Timothy Ronald

5. Hindari Kebodohan daripada Mencari Jenius

Ini adalah salah satu prinsip yang paling menarik dan counter-intuitive. Timothy lebih memilih untuk menghindari kerugian daripada mencoba mengejar keuntungan besar dari hal yang tidak ia pahami.

Alarm Keras Timothy Ronald: Persiapkan Diri Anda untuk 2030 atau Menyesal Seumur Hidup!

Ia rela melewatkan tren yang sedang ramai, seperti proyek AI, jika ia tidak menguasai bisnis di baliknya. Baginya, menjaga modal lebih penting daripada mencoba membuktikan diri sebagai investor jenius.

6. Pilih yang Sederhana, Bukan yang Kompleks

Seperti yang diajarkan oleh Charlie Munger, investasi yang baik itu sederhana. Ia berpendapat bahwa seorang investor tidak perlu memiliki banyak posisi.

Cukup beberapa aset yang kuat, dan itu sudah bisa mengubah hidup. Jika sebuah investasi terlalu rumit untuk dijelaskan, itu pertanda buruk.

7. Bersikap Dinamis dan Siap Berubah Pikiran

Pasar selalu berubah, dan investor harus bisa beradaptasi. Timothy belajar dari Howard Marks bahwa investasi adalah seni yang dinamis. Seorang investor harus bersedia mengubah pandangannya jika ada informasi baru, skandal, atau perubahan teknologi.

Ia mencontohkan kegagalan Warren Buffett dalam membeli perusahaan tekstil, Berkshire Hathaway, yang ironisnya menjadi nama perusahaan holding-nya, sebagai pengingat abadi bahwa bahkan investor terbaik pun bisa salah.