Tanda-Tanda Teman Toxic yang Wajib Buat Di-Cut Off

Teman Menjadi Toxic
Sumber :
  • freepik.com

Olret – Nggak semua teman layak dipertahankan. Ada tipe teman yang bukan bikin kamu berkembang, tapi justru bikin mental kamu terkuras. Istilah kerennya adalah toxic friend alias teman beracun. Kelihatannya sih biasa aja, kadang masih bisa ketawa bareng, tapi tanpa sadar, kehadirannya bikin hidupmu jadi lebih berat dan nggak sehat.

5 Penyebab Hiperlipidemia yang Sangat Umum dan Mudah Diabaikan

Punya teman toxic itu kayak punya duri di sepatu alias nggak kelihatan dari luar, tapi bikin jalan jadi nggak nyaman. Nah, biar kamu nggak terus-terusan tersiksa dalam diam, yuk kenali tanda-tanda teman toxic yang wajib banget kamu cut off dari hidupmu.

1. Sering Meremehkan dan Menjatuhkan

Teman sejati akan support dan kasih semangat ketika kamu mencoba hal baru. Tapi teman toxic justru selalu nyinyir dan meremehkan usaha kamu. Baru mulai bisnis kecil-kecilan, dia bilang “Serius? Siapa juga yang mau beli?” Lagi cerita soal pencapaian, dia malah ngegas “Ih norak banget sih.”

Bahaya Memendam Amarah Yang Bisa Ganggu Kesehatan Tubuh dan Mental

Kalau kamu sering dibuat merasa kecil, salah, atau nggak cukup baik, itu pertanda besar bahwa hubungan pertemanan itu nggak sehat.

2. Selalu Minta Diperhatikan, Tapi Nggak Pernah Ada Saat Kamu Butuh

Teman toxic cenderung egois dan narsistik. Dia pengennya kamu selalu ada buat dia, dengerin curhatnya, nemenin dia, support dia... tapi giliran kamu butuh dia, tiba-tiba ngilang tanpa kabar.

Sebel Doi Marah-Marah Terus? Begini Cara Paling Ampuh Mengatasinya

Hubungan yang sehat itu dua arah. Kalau kamu selalu jadi penampung energi negatifnya, tapi dia nggak pernah hadir buat kamu, itu bukan teman. Itu beban.

3. Suka Drama dan Bikin Kamu Ikut Capek

Hidupnya penuh drama ribut sama ini, ngambek sama itu, masalah nggak selesai-selesai. Dan anehnya, kamu selalu ditarik masuk ke pusaran masalahnya. Bahkan seringkali kamu diposisikan sebagai “penengah” atau malah “tersangka” dalam drama yang nggak ada habisnya.

Lama-lama kamu bukan cuma capek mental, tapi juga mulai ikut terpengaruh emosinya. Kamu jadi gampang cemas, sensitif, bahkan kehilangan energi untuk hal lain.

4. Iri dan Tidak Tulus Saat Kamu Bahagia

Saat kamu bahagia entah itu karena naik jabatan, punya pasangan baru, atau sekadar posting liburan reaksinya dingin, atau malah kasih komentar sinis. Teman yang baik seharusnya ikut senang melihat kamu berkembang. Tapi teman toxic justru merasa terancam oleh kebahagiaanmu.

Mereka bisa pura-pura ikut senang, tapi di belakangmu ngomongin kamu dengan nada sarkas. Ini bukan teman yang tulus. Ini saingan yang menyamar.

5. Mengontrol dan Mengatur Kehidupanmu

Teman toxic suka membuat kamu merasa bersalah kalau nggak nurutin kemauannya. Mulai dari urusan nongkrong, memilih pasangan, hingga keputusan hidup yang sebenarnya bukan urusannya. Dia juga bisa bikin kamu merasa harus “izin” sebelum melakukan sesuatu, seolah-olah kamu nggak punya hak atas hidupmu sendiri.

Teman sejati akan menghargai pilihan dan batasanmu, bukan malah memaksakan kehendak.

6. Bikin Kamu Merasa Nggak Diterima Apa Adanya

Setiap kali bareng dia, kamu jadi merasa harus jadi versi lain dari diri sendiri yang lebih ‘keren’, lebih ‘seru’, atau bahkan lebih ‘patuh’. Kamu takut mengekspresikan pendapat karena khawatir dihakimi. Kamu nggak bisa jadi diri sendiri, dan itu melelahkan.

Teman sejati adalah tempat kamu bisa jujur, nyaman, dan apa adanya. Kalau kamu harus memakai “topeng” setiap saat, itu bukan hubungan yang sehat.

Cut Off Bukan Berarti Jahat, Tapi Menjaga Diri

Memutuskan hubungan dengan teman toxic bukan berarti kamu jahat atau nggak punya hati. Justru itu bentuk perlindungan terhadap diri sendiri. Kamu berhak punya lingkungan yang sehat, suportif, dan bikin kamu tumbuh.

Ingat, bertahan dalam hubungan yang nggak sehat itu bukan bentuk kesetiaan, tapi pengkhianatan terhadap dirimu sendiri. Nggak semua orang yang pernah dekat harus terus ada dalam hidupmu. Kadang, mengakhiri adalah cara terbaik untuk mulai hidup yang lebih baik.

Pilih teman yang saling mendukung, saling menguatkan, dan saling jujur. Karena kualitas pertemanan jauh lebih penting dari kuantitasnya.