Jadikan Luka Itu Pengingat, Kalau Wanita Itu Harus Tangguh dan Tegar
- freepik.com/author/tirachardz
Olret – Sebagai seorang wanita, apalagi yang masih begitu lugunya soal cinta. Kuakui aku memang begitu manja dan cengeng saat bersama kamu dulunya. Begitu yakin jika memang kamu adalah seseorang yang kunantikan, jodoh yang jadi akhir dari pencarian.
Namun ternyata, lagi dan lagi, aku terjatuh serta terpuruk pada satu kata. Pengkhianatan. Seseorang begitu kupercaya, kamu yang menjanjikan harapan manis, yang paling takut jika akan kehilangan, justru berbalik mengkhianatiku.
Saat itu aku menyadari, lewat luka yang paling dalam yang pernah kurasa dalam hubungan. Ternyata, aku harus dan belajar untuk jadi wanita yang tegas dan tegar. Aku yakin bisa bangkit dan membiasakan diriku tanpa bersandar lagi denganmu, juga mengikhlaskan harapan yang tak jadi nyata itu.
1. Buat Kamu Yang Mengkhianati. Kupastikan Aku Sudah Menutup Pintu Hati Rapat-Rapat. Maaf Tidak Ada Kesempatan Kedua Untuk Pengkhianat.
Aku memang tak pernah tahu alasan kamu pergi menjauh dan mengkhianatiku. Mungkin ada salahku juga dalam hubungan itu. Tapi, kenapa kamu tidak mencoba memperbaiki, alih-alih justru mengkhianati.
Sehingga aku tidak perlu mendengar omongan atau penjelasan kamu lagi. Memang, ada banyak kesalahan yang mungkin kumaafkan, tapi tidak dengan pengkhianat. Bagiku kamu sudah tak lagi layak untuk diperjuangkan ataupun dipertahankan.
2. Biarkan Kamu Cukup Jadi Mantan. Masa Depanku Masih Panjang Dan Masih Banyak Hal Baru Yang Lebih Membahagiakan Untuk Kudapatkan
Dalam kisah hidupku. Kamu cukup jadi mantan. Jadi tidak perlu susah-susah kembali. Karena walau kumaafkan dirimu, jujur sulit untuk melupakan pengkhianatanmu.
Ditambah lagi, seiring waktu ketika aku berusaha menyembuhkan diri dan move on. Aku juga sudah punya rencana untuk masa depanku di dalamnya. Aku sibuk bahagia dan meraih mimpi. Mimpi yang sempat terlupakan karena disibukkan oleh kamu sebelumnya. Jadi, sekarang aku yakin sudah move on dan biasa saja sama kamu.