Patah Hati Berulangkali Harusnya Membuatmu Lebih Menghargai, Bukan Malah Menyia-Nyiakan
Olret – "Untukmu yang menjadikanku pelampiasan, Bukankah kamu sudah tahu sakitnya patah lagi dan disia-siakan"
Kita saling mengenal saat kamu butuh sandaran. Hatimu baru saja dilukai dan disakiti. Kamu baru saja patah hati dan terlihat seperti tak punya semangat hidup.
Karena rasa iba, penasaran dan tertarik, aku hadir mendekatimu. Berusaha untuk memberikan kenyamanan yang kamu butuhkan. Berusaha membuat kamu tertawa dan melupakan rasa sedihmu, juga menyembuhkan luka di hatimu itu.
Perlahan rasa nyaman itu merasuk dalam hati dan sanubari. Aku senang setiap kali berhasil membuatmu tertawa. Bahagia saat sedikit demi sedikit kamu sembuh dari luka. Aku cukup bangga karena merasa kamu butuhkan.
Namun, aku sadar bukan aku yang benar-benar kamu inginkan. Meski samar dapat kulihat jelas kamu masih mengharapkan orang lain. Mungkin dia yang pernah menyakitimu atau orang lain yang kamu rasa lebih baik untukmu. Kini, aku mengerti, bagimu aku hanyalah pelampiasan.
1. Ketika Kapalmu Mulai Karam. Bagimu Aku Hanya Pelabuhan. Tempat Singgah Sementara Sebelum Melanjutkan Perjalanan Dengan Kapal Yang Lainnya.
Jika hubungan yang membuatmu terluka dan patah hati itu ibarat kapal yang karam. Mungkin aku adalah pelabuhan tempat kamu berlabuh untuk sementara waktu.
Kamu memerlukan ku hanya untuk menyiapkan segala bekalmu ketika akan berangkat kembali nantinya. Kamu perlu pelarian untuk menumpahkan rasa sesal, rasa sedih, rasa rindu, juga mengobati segala duka yang kamu terima.
Dan aku memang sukarela hadir dalam hidupmu. Aku yang berharap bisa menjadi kapalmu selanjutnya, ternyata hanya menjadi pelabuhan tempatmu singgah sementara waktu.
2. Padahal Kamu Pernah Terluka, Patah Hati dan Di Sia-Siakan. Tapi, Kenapa Dirimu Tak Peka Ketika Sedang Menyakitiku
Jujur aku sedikit tak percaya, saat kamu tak tahu rasa yang aku punya padamu. Apakah perhatian dan rasa sayangku belum menunjukkan bahwa aku begitu peduli?
Sehingga ketika kita bersama, kamu senang sekali membicarakan masa lalu atau orang lain. Kamu curhat banyak hal padaku, hingga lupa ada sebagian curhatmu yang menyakitiku.