Aku Jadi Pemilih Bukan Karena Sombong, Tapi Agar Hati Tidak Lagi Terluka Karena Cinta Yang Salah

Olret – “Kali ini, biarkan aku lebih menjaga diri dan hati dari cinta yang salah”

Aku juga sama seperti kamu atau mereka dahulu. Sama-sama orang yang ceria, mudah bergaul, menikmati indahnya jatuh cinta dan menjalin hubungan juga kesetiaan dengan seseorang.

Namun, entah karena nasib percintaan yang tidak mulus atau masih belum pantasnya aku menemukan sosok terbaik. Lagi dan lagi, aku dikhianati, ditinggalkan dan disakiti dalam hubungan yang aku jalin.

Tentu saja, semua pengalaman pahit itu merubahku menjadi orang yang lebih berbeda. Aku tidak lagi sembarang membuka hati, tidak lagi mudah percaya pada orang lain.

Sehingga wajar jika ada yang mengatakan aku lebih sombong atau jual mahal sekarang. Namun, jujur saja, itu adalah salah satu cara agar hati tidak lagi terluka untuk kesekian kalinya.

Aku Pernah Begitu Percaya, Namun Tetap Didustai dan Dikhianati.



Cara Menjadi Single Bahagia

Photo :

• freepik.com

Salah satu alasan tidak lagi mudah percaya pada seseorang yang menawarkan cinta dan ketulusan. Karena dulu, aku pernah begitu percaya dengan seseorang. Percaya, jika apapun yang terjadi dia tidak akan meninggalkan.

Percaya, meski jauh atau jarang bertemu, dia akan bisa menjaga kesetiaan. Serta percaya, jika dia adalah jodoh yang selama ini aku nantikan, karena itu aku memilih untuk bertahan.

Namun, justru karena terlalu percaya itulah aku semakin terluka. Saat tahu dia ternyata tidak setia, saat tahu ternyata dia berdusta, saat sadar aku dikhianati untuk kesekian kalinya dan berakhir dengan ditinggalkan.

Rasanya untuk kembali memberi kepercayaan pada orang lain, ada ketakutan dalam hati dan prasangka buruk. Jika nasib hubunganku akan sama saja seperti sebelumnya.

Aku Pernah Begitu Tulus dan Bersabar, Namun Akhirnya Tetap Disia-siakan Juga Dipermainkan.



Cara Menghadapi Single Shaming

Photo :

• freepik.com/author/lookstudio

Meski belum sempurna seperti yang dia harapkan, aku tetap berusaha untuk tulus dan bersabar. Menerima segala kekurangan, keegoisan dan kebohongannya dengan lebih sabar.

Tidak mudah pergi, walau sangat ingin pergi, dan tetap bersama meski hati sering merutuki diri sendiri bodoh. Sebab cinta itu masih membutakan dan harapan bersamanya belumlah lekang.

Halaman Selanjutnya

Sampai aku sendiri tidak menyadari jika selama ini ada yang mempermainkan, menusuk dari belakang, lalu kembali ditinggal untuk menangis sendirian. Oleh karena itu, kadang aku sendiri tidak yakin, ada yang sungguh-sungguh mencintai dengan tulus, sebab pada akhirnya selalu disia-siakan.