Jangan Sedih, Tips Ini Bisa Membantu Mengatasi Trauma Broken Home

Ilustrasi anak broken home
Sumber :
  • https://www.pexels.com/@rdne

Olret – Pada suatu sore yang cerah, kamu mendapatkan kabar dari teman terdekatmu bahwa ia akan segera pergi berlibur bersama keluarganya. Tentu saja kamu tidak bisa lagi nongkrong bersama dia untuk beberapa minggu ke depan. Temanmu itu mengatakan bahwa menghabiskan liburan bersama keluarga memang hal yang tidak boleh dilewatkan.

5 Wisata di Purbalingga yang Cocok Dikunjungi saat Liburan
5 Destinasi Wisata di Kebumen yang Bisa Dikunjungi Bersama Keluarga

Hal tersebut pastilah menyenangkan bagi dia, namun tidak bagi kamu. Kamu sekarang hanya tinggal bersama ibumu yang bahkan bertatap muka saja jarang sekali. Ibumu kini harus menjadi tulang punggung keluarga karena kini ibu dan ayahmu memiliki jalan hidup masing-masing. Tentu, menjadi korban broken home bukanlah hal yang mudah untuk dijalani.

Harapan Acha Septriasa Kelak : Aku Pengin Gandeng Terus Suamiku . .

Broken home merupakan suatu kondisi yang menggambarkan keretakan hubungan dalam rumah tangga. Dalam kondisi seperti ini, biasanya orang tua menjadi begitu egois karena seringkali tidak memikirkan dampak buruk terhadap anaknya. Broken home bisa terjadi akibat adanya pertikaian atau ketidakharmonisan dalam rumah tangga yang seringkali berakibat pada perceraian.

Kamu sebagai korban broken home mungkin sangat terpukul mendengar kata perceraian. Kamu bisa mengingat beberapa kejadian di masa lalu ketika orangtuamu masih bersama. Kamu masih ingat ketika ayahmu membentak ibumu berulang-ulang, ketika ibumu tiba-tiba pergi meninggalkan rumah selama sepekan, ketika barang-barang rumah hancur, dan ketika ayahmu pergi untuk selamanya dari rumah.

Tak banyak yang mendapatkan dampak positif akibat kejadian ini. Anak yang broken home umumnya tidak mendapatkan perhatian dari orang tua, sehingga mereka melampiaskan kesedihannya pada hal-hal yang negatif, seperti bergaul dengan orang-orang yang salah, melakukan perbuatan-perbuatan diluar batas norma, menjadi preman, dan masih banyak lagi. Hal tersebut tentu tentu tidak baik bagi masa depan si anak.

Kamu yang selama ini terjebak dalam situasi broken home, tidak harus selamanya sedih. Kamu tidak sendiri karena banyak dari mereka yang broken home bisa menjalani hidupnya dengan normal bahkan luar biasa. Tidak sedikit yang berprestasi meskipun status mereka sebagai anak broken home. Maka dari itu, kamu juga harus kuat dan tidak boleh patah semangat.

Halaman Selanjutnya
img_title