7 Tanda Orang Tua yang Belum Dewasa Secara Emosional dan Dampaknya
- freepik.com
Alasannya bisa jadi karena cara mereka dibesarkan dulu; bisa jadi emosi bukanlah sesuatu yang dicurahkan atau dibicarakan di masa kecil mereka. Lantas, ketika menjadi orang tua, mereka takut terlihat rentanĀ atau lemah apabila ingin terhubung dengan anak mereka pada tingkat emosional yang lebih dalam.
3. Tidak mau menerima perbedaan
Mengkritik anak berlebihan
- freepik.com
Orang tua yang belum dewasa secara emosional menganggap merekalah yang paling pahamĀ cara melakukan sesuatu dengan benar. Jika anak punya pendapat yang berbeda, tidak ada gunanya bernegosiasi untuk menemukan jalan tengah-sudut pandang anak tidak diterima. Jadi, kemungkinan besar anak harus selalu mengikuti semua keinginan orang tua saat anak masih kecil, dan apapun yang mereka yakini terbaik untuk anaknya.
4. Bertindak kekanak-kanakan
Karena orang tua yang belum dewasa secara emosional tidak paham cara mengungkapkan emosi dengan cara yang sehat, mereka kesulitan mengutarakan perasaan mereka. Namun, adakalanya mereka berharap anak-anak mereka, entah bagaimana, paham akan emosi yang mereka rasakan dan apa yang mereka butuhkan. Dan jika sang anak tidak memahaminya, mereka akan marah dan membuat anak merasa bersalah karena tidak memberikan apa yang mereka inginkan.
5. Sering menumpahkan kekesalan kepada anak
Tidak tahu cara mengendalikan emosi merupakan bagian ketidakmampuan untuk mengungkapkan emosi dengan tepat. Alhasil, orang tua yang belum dewasa secara emosional sering kali kehilangan kesabaran dan bahkan menyalahkan sang anak atas apapun yang menyulut kemarahan mereka. Anak cenderung sangat berhati-hati atas ucapan atau perilakunya saat bersama orang tua sebab ada ketakutan hal itu akan membuat mereka marah.
6. Tidak mau terlibat dalam aktifitas emosional
Tidak ada dukungan emosional terhadap anak
- freepik.com
Aktifitas emosional adalah ha yang menyangkut menjaga hubungan anak dengan seseorang. Dalam keluarga dengan orang tua yang belum dewasa secara emosional, beban ini jatuh kepada sang anak. Hal tersebut akan menjadi tugas si anak untuk memperbaiki hubungan yang tegang, meskipun alasan ketegangan tersebut bukanlah kesalahan sang anak. Di sisi lain, orang tua mereka salah, apalagi meminta maaf atas perilaku mereka.