Cukup Sampai Disini Saja. Aku Hanya Butuh Kepastian, Dan Kau Tak Bisa Memberikannya
- netflix
Olret – Ada gejolak yang menghantui pikiranku, mengendap sepotong pertanyaan tentang segenap perasaan yang dulu sempat ku tujukan kepadamu; Untuk apa kebersamaan yang selama ini kita lalui?
"Cinta itu tanggung jawab." Katamu suatu ketika "Maksudnya?" Tanyaku bingung.
Lantas kamu menjelaskan; "Aku akan ikut bertanggungjawab atas senyum kamu, atas air mata kamu dan atas apapun yang terjadi dengan kamu."
Mendengarnya, kodrat kewanitaanku langsung membentuk kombinasi menawan antara gerakan dan perasaan; tersenyum, menunduk, tersipu dan terharu. Ada suatu kombinasi lagi yang seharusnya ditambahkan, yang baru aku sadari belakangan ini, setelah sekian lama kamu mengatakan itu; Sedikit kebodohanku karena aku mempercayai kata-katamu itu.
Sebuah Kebodohanku Telah Mempercayai Kata-katamu Itu.
Barangkali benar adanya, nasihat bijak yang mengatakan; "Jangan lihat siapa yang menyampaikan, tapi lihatlah apa yang disampaikan".
Kita sering tertipu dengan siapa yang menyampaikan. Lalu kita menjadi manusia yang tidak adil.
Langsung menolak jika yang menyampaikan adalah orang yang tidak kita suka, dan langsung menerimanya jika yang menyampaikannya adalah orang yang kita cintai. Termasuk yang aku lakukan kepadamu.
Harusnya aku bisa bersikap adil, untuk memikirkan dan menyaring mana yang baik, mana yang buruk, mana yang benar, mana yang salah, dari mulut siapapun perkataan itu keluar. Termasuk perkataan dari mulutmu. Orang yang pernah aku cinta. Dulu.
Kita Belum Saling Memiliki, Kalau Kita Belum ada Dalam Ikatan Suci.
Tak ada yang salah dengan kata-katamu itu. Memang benar adanya. Memang begitulah seharusnya. Yang salah adalah kondisinya. Karena kata-katamu itu tak akan pernah menjadi kenyataan kalau kita belum saling memiliki, kalau kita belum ada dalam ikatan suci. Kita hanya akan benar-benar bertanggungjawab atas apa yang kita punya.
Dan bagaimana aku mempercayai kata-katamu itu, jika memutuskan untuk berlanjut ke ikatan yang lebih suci saja, kamu tidak berani. Maka, jangan salahkan aku memutuskan untuk berpisah denganmu.
Lalu, Buat Apa Kebersamaan Kita Selama Ini? Aku Hanya Butuh Kepastian
Aku hanya butuh kepastian. Walau kepastian itu pahit dan menyakitkan. Karena bagiku, ketidakpastian yang berkepanjangan itu jauh lebih menyakitkan