6 Kebiasaan Buruk Soal Keuangan Yang Kerap Jadi Penyebab Pertengkaran Hingga Perceraian
- https://www.freepik.com/
Ingat, konsep rejeki itu luas. Sedang kebutuhan rata-rata membutuhkan uang. Jadi jangan berpatokan kata-kata "Tenang, besok pasti ada rejeki (uang) lagi" Karena bisa jadi rejekimu bukan bentuk uang di hari itu.
4. Tidak Ada Usaha Untuk Menabung Atau Investasi
Meski berat, bahkan pendapatan sangat nge-press, jika tetap diusahakan, pasti masih ada kesempatan untuk menabung atau berinvestasi.
Jika merasa berat menabung ratusan ribu, bisa puluhan ribu hingga ribuan atau mungkin ratusan rupiah sehari. Terpenting ada usaha untuk menyimpannya.
Nah, hal inilah yang sering tidak diperhatikan. Kebiasaan buruknya kamu selalu menghabiskan uangmu tanpa berpikir untuk menabung sesedikit pun itu.
5. Sikap Pelit dan Egois Pada Pengeluaran Bersama
Poin ini biasanya terjadi ketika kalian sama-sama bekerja. Dimana pasangan atau dirimu enggan mengeluarkan uang untuk kebutuhan bersama. Karena pihak lain juga punya pendapatan sendiri. Sehingga ada rasa egois ingin menikmati penghasilan sendiri.
Meski dalam agama ada aturan 'uang istri milik istri', tapi bukan berarti istri enggan untuk membantu suami dalam masalah finansial. Justru, dalam agama membantu suami dinilai sedekah, dan sedekah paling baik adalah dengan orang terdekat yang membutuhkan (dalam hal ini suami). Apalagi jelas suami membutuhkan bantuan, dan niat awal bekerja juga karena ingin membantu suami. Toh, uang yang digunakan untuk makan bersama.
Sebaliknya, suami, meski istri bekerja. Jangan merasa keenakan dan ogah bekerja keras mencari nafkah. Ingat! bagaimanapun istri adalah tanggung jawab lahir batinmu, serta keluarga adalah prioritas utamamu.
Karena itu jangan berlaku pelit pada keluarga karena mengutamakan diri sendiri. Rumah tangga yang sehat berisi kerja sama yang apik diantara kedua belah pihak, termasuk dalam urusan finansial.
6. Memudahkan Diri Berhutang (Bahkan Tanpa Persetujuan Pasangan)
Hutang seringkali menjadi penyebab pertengkaran hingga perceraian. Apalagi jika mengambil hutang tanpa sepengetahuan pasangan, karena merasa mampu membayar (mencicil) dengan berbagai cara.
Usahakan setelah menikah, jangan memudahkan diri berhutang. Sekecil apapun nilainya, apalagi yang sampai berbunga. Selain itu, jika terpaksa mengambil hutang, diskusikan dengan pasangan agar kelak dicari solusinya bersama.