Jika Sudah Tidak Ada Kepastian, Lebih Baik Belajar Berhenti Untuk Terus Memeluk Harapan
Olret – “Bukannya menyerah atau tidak lagi mencintai, tapi kamu sadar, hubunganmu tidak bisa dilanjutkan”
Menjalin hubungan tanpa kepastian, itu seperti menggantungkan hidup pada ketidakjelasan. Kamu bisa saja berakhir dengan bahagia, tapi bisa pula kisahmu berakhir dengan luka yang teramat dalam dan sulit untuk disembuhkan.
Karena itu, akan lebih bijak, jika kamu kembali mengintropeksi diri dan merenungi hubungan yang sedang kamu jalani. Berapa persenkah kemungkinan hubungan itu akan berhasil, siapkah kamu menunggu lebih lama tanpa kepastian, ikhlaskah jika andai hubunganmu berakhir dengan luka dan kecewa?
Jika memang sisi hatimu sudah tidak yakin, ditambah lagi secara usia tidak bisa lagi menunggu lebih lama. Kamu bisa memilih melepaskannya dan mulai belajar untuk berhenti berharap.
Karena pada akhirnya, kamu juga harus memikirkan kebahagiaanmu sendiri dan tidak layak rasanya, jika hanya menggantungkan kebahagiaan itu pada orang lain yang belum tentu amanah pada janji-janji setia yang dia ucapkan sebelumnya.
Bukannya Kamu Berhenti Mencintai, Namun Ada Saatnya Kamu Harus Mencukupkan Perjuangan
Zee Pruk Panich
Salah, saat kamu berpikir, jika kamu berhenti berharap, itu berarti tidak lagi mencintai dia yang selama ini sudah kamu perjuangkan. Cinta itu akan tetap ada, hanya saja tidak lagi semenggebu atau buta seperti sebelum-sebelumnya.
Jika dulu, kamu siap menunggunya sampai detik-detik terakhir hidupmu. Namun, sekarang, semakin dewasa kamu mulai menyadari bahwa kamu juga harus memperjuangkan kebahagiaanmu sendiri, termasuk orang-orang yang lebih tulus memperjuangkan kamu selama ini, seperti orang tua atau keluarga yang hanya ingin melihat kamu bahagia.
Apalagi, kamu sudah banyak berjuang untuknya, sudah terlalu lama bersabar dan menunggu saat dia terus mengulur waktu dengan berbagai alasan. Sudah berusaha menjaga komitmen dan hati, supaya tidak tergoda dan terusik cinta yang lain.
Kamu sadar sudah cukup memperjuangkannya, sampai rela mengabaikan perjuangan dan kebahagiaan orang-orang yang lebih tulus selama ini.