Ditemani Pocong Di Gunung Sindoro, Membuat Nyali Ciut

Batu Tatah Gunung Sindoro
Sumber :
  • Viva/Idris Hasibuan

OlretPendakian ke gunung memang selalu memberikan pengalaman yang menarik dan tak terlupakan. Selain keindahan dan hawa sejuk yang di dapatkan, ternyata banyak kisah mistis yang di alami pendaki juga. Salah satu gunung paling indah dengan track yang membuat lutut lemas adalah Gunung Sindoro.

Hati Ivan Gunawan Kosong di Tengah Kemewahan: Kisah Spiritual Paling Mengejutkan, Dari New York Langsung ke Makkah!

Pendakian Gunung Sindoro memang harus dilakukan dengan keadaan fisik yang fit serta jiwa yang tenang. Dan jangan lupa berserah diri dan berdoa supaya selamat sampai ke rumah kembali.

Namun kadang tak semua berjalan sesuai dengan harapan kita. Seperti kisah dari pendaki yang bernama Rino Koya yang menuturkan pengalamannya di grup facebook Kisah Mistis Pendaki Gunung.

Kisah Pedagang Ikan Cantik Cirebon: Uang Tak Pernah Habis, Nyawa Melayang Jadi Tumbal Tuyul Kelas Kakap

Pada Tahun 2003, Tak Kusangka Ini Adalah Pendakian yang Penuh Arti dan Misteri.

Pada tahun 2003, saya dan temanku merencanakan pendakian setelah adanya kelulusan sekolah di SMA ku. Saya, Tri dan Adi sepakat untuk mendaki Gunung Sindoro. Sebenarnya ini bukan pertama kali saya mendaki ke sini, melainkan yang kedua kalinya.

Kuncian Maut di Puncak Gunung Jawa Barat: Kisah Pasangan Tewas "Gancet" Setelah Diganggu Makhluk Gaib

Kisah kelam ketika mendaki pertama kalinya sebenarnya masih menghantuiku kadang-kadang, karena salah satu teman pendakian waktu mengalami hypotermia. Singkat cerita, kami pun berangkat menuju basecamp Sigedang dengan menumpang angkot dari kecamatan. Karena kami baru lulus sekolah dan belum bekerja, keadaan keuangan kami juga masih pas-pasan.

Persiapan pendakian pun kami lakukan, mulai dari menyiapkan logistik, terpal yang kamu gunakan sebagai tenda dan pirtus. Setelah sampai pos, kami pun mulai mendaki ke pos 1, melewati perkebunan teh di saat waktu maghrib tiba.

Setelah kami sampai melangkahkan kaki di kaki gunung, kami kemungkinan salah jalur karena jalur yang kami lewati tidak seperti jalur yang sebelumnya pernah saya lewati. Namun kami tetap melangkah kan kaki hingga setengah jam kemudian. Senter saya tidak sengaja menerangi sesosok putih. Untuk memastikan kembali, saya ulangi lagi, dan ternyata benar saja. Pocong di samping pohon melayang menatap saya. Karena kaget saya langsung berkata jorok yang membuat teman saya kaget dan beryanya. Ada apa?

Halaman Selanjutnya
img_title