Part 1 : Teror Pasangan Pendaki Mistis di Gunung Ciremai

Alasan mendaki gunung sindoro
Sumber :
  • www.ngayap.com

Nyaliku habis. Aku diam ditempat. Gemetar dan keringetan. Kali ini Ayu sudah memelukku. Dia walau tidak melihat apa-apa tentu merasa ada yang ganjil. Lama aku berdiri berharap sosok itu hilang, sehingga kami bisa lewat. Tapi dia tetap disana.

5 Kebiasaan di Pagi Hari yang Membantu Meningkatkan Kesehatan Hati

Tiba-tiba punggungku ada yang menepuk. Seorang pendaki yang sedang turun. Alhamdulillah kami selamat, aku lega. Dia melambaikan tangan mengajakku jalan. Aku langsung bergerak. Sosok itu sudah hilang. Aku mengikuti pendaki ini hingga tiba-tiba dia hilang dikegelapan.

Sebuah suara pelan terdengar, "jalan lurus aja bang, jangan tengok kekiri. Aku dan Ayu masih terus merayap pelan. Teror nyata bercampur dengan halusinasi membuat mentalku semakin lemah. Sedetik yang lalu aku melihat tangan keluar dari tanah, ternyata hanya akar. Dalam keadaan ini akhirnya aku ambruk. Suara istighfar pelan masih terdengar dari mulut Ayu.

5 Poin Utama Permintaan Maaf Terbuka Julia Prastini

Aku terbangun saat merasakan air segar di mulutku. Ternyata Ayu menuangkan air agar aku siuman.

Kami mulai berjalan lagi. Keadaan sekarang berbalik. Aku yang hampir tidak punya tenaga tersisa dipapah oleh Ayu. Kelebatan-kelebatan bayangan masih terlihat diantara pohon. Disuatu tempat aku bahkan melihat kaki yang berayun-ayun. Tak berani memastikan kaki siapa, aku memejamkan mata.

Tangis Ibu Badru Pecah: "Anak Saya Manusia, Bukan Kepiting!" — Momen Haru Rekonsiliasi Korban Bullying "Kepiting Alaska"

Setelah melewati turunan yang agak tajam, aku melihat dikiri jalur ada tenda. Aku lega bukan main, akhirnya kami selamat. Tiga orang tampak sedang mengelilingi api unggun. Satu orang melihat kami, dia melambaikan tangan. Aku dengan gembira setengah berteriak ke Ayu. "Yu, kita mampir dulu kesitu. Ngopi, istirahat, besok aja jalan lagi. " Sambil menunjuk ke arah tenda.

Tiba-tiba Ayu menamparku dengan keras sambil berteriak-teriak histeris, "di, sadar di! Istighfar!! Ngga ada apa-apa disitu!! " Tiga orang itu sekarang semuanya melambai-lambai memanggil. "Itu ada orang Yu, ayo kesana. ngga enak, udah dipanggil-panggil. Ayo Yu... "

Ayu menamparku lebih keras sambil berteriak di kupingku menyuruh istighfar.

Kali ini ketika aku menengok ke kiri ketiga orang itu sudah berjarak satu meter didekatku, sambil nyengir aneh, tiba-tiba kepala ketiganya lepas dan jatuh ketanah. Sambil cekikikan kepala tadi menggelinding ke arahku. Aku histeris dan langsung lari. Beberapa lama baru aku sadar, aku meninggalkan Ayu dibelakang. Kakiku lemas, jantung berderap kencang. Mau balik menyusul Ayu, aku kelewat takut.

Halaman Selanjutnya
img_title