5 Kesalahan Pemakaian Skincare Anti Aging yang Diam-Diam Bikin Hasilnya Tidak Maksimal
- freepik.com
Olret – Semua orang ingin kulit tetap kencang, cerah, dan bebas garis halus. Makanya skincare anti aging jadi salah satu senjata andalan untuk melawan tanda penuaan. Tapi meskipun sudah rajin merawat kulit, sering kali hasilnya terasa biasa saja.
Ternyata masalahnya bukan selalu di produk, melainkan di cara pemakaian. Banyak orang tanpa sadar melakukan kesalahan kecil yang justru menghambat kinerja skincare. Yuk, kita bahas satu per satu agar perawatan yang dilakukan tidak sia-sia.
Menunggu Keriput Muncul Baru Panik
Banyak orang baru serius memakai skincare anti aging saat keriput sudah terlihat jelas. Padahal tanda penuaan mulai muncul diam-diam sejak usia pertengahan 20-an, seperti garis halus di bawah mata atau kulit yang terasa lebih kering.
Kalau baru memulai perawatan setelah tanda penuaan sudah kuat, hasilnya tentu tidak akan se-optimal jika dimulai lebih awal. Mulailah perawatan sejak usia 25 dengan bahan yang ringan seperti hyaluronic acid, niacinamide, atau vitamin C. Setelah kulit terbiasa, barulah beralih ke bahan aktif yang lebih kuat seperti retinol atau peptide.
Tidak Konsisten dan Ingin Hasil Instan
Bahan aktif dalam skincare anti aging seperti retinol, peptide, atau vitamin C memerlukan waktu antara empat hingga dua belas minggu untuk memberikan hasil. Sayangnya banyak orang menyerah terlalu cepat hanya karena belum melihat perubahan signifikan.
Merawat kulit ibarat melatih otot, jika berhenti di tengah jalan maka hasilnya akan menghilang. Buat rutinitas yang realistis dan bisa diikuti, misalnya retinol dipakai dua hingga tiga kali seminggu pada malam hari, vitamin C setiap pagi, dan sunscreen setiap hari tanpa absen.
Urutan Pemakaian Tidak Tepat
Urutan skincare memengaruhi seberapa efektif bahan aktif bekerja. Jika serum yang seharusnya diserap maksimal justru diaplikasikan setelah krim yang tebal, maka manfaatnya akan berkurang.
Prinsip yang paling mudah diingat adalah dari tekstur paling cair menuju yang paling kental. Di pagi hari, sunscreen selalu jadi lapisan terakhir sebelum beraktivitas. Sedangkan di malam hari, mulailah dari pembersih, lalu toner, dilanjutkan serum, kemudian pelembap.
Mengabaikan Sunscreen
Inilah kesalahan paling fatal. Sinar UV adalah penyebab utama penuaan dini, mulai dari keriput, flek, sampai kulit kendur. Bahkan beberapa bahan aktif seperti retinol dan AHA atau BHA membuat kulit lebih sensitif terhadap matahari.
Rajin memakai anti aging tapi malas memakai sunscreen sama saja seperti membangun rumah tanpa atap, kerja kerasnya akan sia-sia. Gunakan sunscreen dengan SPF minimal 30 setiap pagi, bahkan saat cuaca mendung atau berada di dalam ruangan. Ulangi pemakaian setiap dua hingga tiga jam jika banyak beraktivitas di luar.
Asal Mencampur Bahan Aktif
Tidak semua bahan aktif bisa digunakan bersamaan. Ada yang saling melengkapi, tetapi ada juga yang justru membuat kulit iritasi jika dipakai berbarengan. Retinol sebaiknya tidak digunakan pada malam yang sama dengan AHA atau BHA karena bisa membuat kulit kering dan kemerahan.
Vitamin C murni juga kurang cocok dipakai bersamaan dengan niacinamide murni, kecuali formulasi produknya sudah dirancang khusus. Lebih aman untuk mengatur jadwal pemakaian, misalnya vitamin C di pagi hari dan retinol di malam hari, atau AHA/BHA pada malam yang berbeda dari retinol.
Kulit itu seperti tanaman, perlu dirawat dengan nutrisi yang tepat, perlindungan dari “cuaca” buruk, dan kesabaran untuk melihat hasilnya. Anti aging bukan sekadar menolak tua, tapi menjaga kesehatan kulit agar tetap segar di setiap usia.
Mulailah perawatan sebelum tanda penuaan semakin terlihat. Pilih produk yang sesuai, pakai dengan urutan yang benar, konsisten, lindungi dari matahari, dan bijak mengombinasikan bahan aktif. Semua ini adalah investasi jangka panjang yang akan terasa manfaatnya bertahun-tahun ke depan, membuat kulit tetap percaya diri meski tanpa filter kamera.
