Orang yang Bunuh Diri Caper dan Kurang Iman? Berikut 8 Fakta v.s Stigma Seseorang Nekat Bunuh Diri

Self-harm (menyakiti diri sendiri)
Sumber :
  • freepik.com

Olret – Masih banyak stigma seputar kesehatan mental dan bunuh diri yang beredar di masyarakat. Tidak heran jika banyak informasi dan pemahaman mengenai bunuh diri di tengah masyarakat yang tidak benar atau sesat, menjadi mitos yang berulang-ulang.

7 Mitos Kesehatan Mental di 2025 yang Masih Banyak Dipercaya, Padahal Sudah Dipatahkan AI

Padahal, informasi yang salah dan stigma justru dapat memperburuk kondisi kesehatan mental publik. Orang yang benar-benar membutuhkan bantuan terkait dengan kondisi kesehatan mental mereka cenderung takut untuk mencari pertolongan karena tidak ingin dihakimi atau distigma.

Informasi dan pemahaman mengenai bunuh diri yang tidak tepat juga menyebabkan orang dapat mengambil tindakan yang salah dan dapat berakibat serius, sekalipun orang tersebut mungkin memiliki itikad yang baik (sc: intothelightid.org). Melansir dari Living with Meaning, berikut 8 fakta mengenai seseorang yang nekat melakukan bunuh diri.

1. Orang dengan kecenderungan bunuh diri sungguh-sungguh ingin mati

Butuh Lebih Banyak Kebahagiaan? 4 Strategi Ilmiah Ini Bisa Membantu

Ilustrasi Bunuh Diri

Photo :
  • freepik.com

Fakta: Teori yang dikemukakan Baumeister. Roy F (Suicide as Escape from Self Psychological Review 1990), justru berpendapat bahwa bunuh diri adalah cara seseorang yang hendak lari dari rasa sakit yang berlebihan, sehingga kematian dilihat sebagai satu-satunya solusi. Ini artinya, orang yang ingin bunuh diri sesungguhnya masih punya keinginan untuk hidup, apabila ia dapat menemukan cara untuk mengurangi atau menghentikan rasa sakit yang dialaminya.

2. Stigma orang yang berusaha untuk mengakhiri hidupnya hanya ingin mencari perhatian

Halaman Selanjutnya
img_title
Rahasia Durasi Hubungan Intim : Bukan 10 Menit, Bukan 5 Menit, Ini Angka yang Benar Menurut Dokter!