Setan di Belenggu, Kok Masih Ada Maksiat Di Bulan Ramadhan?
- Google Image
وقال القرطبي بعد أن رجح حمله على ظاهره فإن قيل كيف نرى الشرور والمعاصى واقعة في رمضان كثيرا فلو صفدت الشياطين لم يقع ذلك فالجواب أنها إنما تقل عن الصائمين الصوم الذي حوفظ على شروطه وروعيت ادابه أو المصفد بعض الشياطين وهم المردة لاكلهم كما تقدم في بعض الروايات أو المقصود تقليل الشرور فيه وهذا أمر محسوس فإن وقوع ذلك فيه أقل من غيره اذلا يلزم من تصفيد جميعهم أن لا يقع شر ولا معصية لأن لذلك اسبابا غير الشياطين كالنفوس الخبيثة والعادات القبيحة والشياطين الإنسية . وقال غيره في تصفيد الشياطين في رمضان إشارة إلى رفع عذر المكلف كأنه يقال له قد كفت الشياطين عنك فلا تعتل بهم في ترك الطاعة ولا فعل المعصية .
“Al-Qurthubi rahimahullah berkata setelah beliau menguatkan pendapat membawa makna hadits ini sesuai dzahirnya, maka apabila ditanyakan,
“Mengapa kita masih melihat banyak kejelekan dan kemaksiatan terjadi di bulan Ramadhan padahal jika memang setan-setan telah dibelenggu, tentunya hal itu tidak akan terjadi?
Maka Jawabannya adalah:
[1]Sesungguhnya kemaksiatan itu hanyalah berkurang dari orang-orang yang berpuasa (puasanya menahan dari maksiat) apabila pelaksanaan puasanya memperhatikan syarat-syarat puasa dan menjaga adab-adabnya.
[2]Atau bisa juga bermakna bahwa yang dibelenggu itu hanyalah sebagian setan, yaitu para pembesar setan bukan seluruhnya, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya pada sebagian riwayat hadits.
[3]Atau bisa juga maksudnya adalahpengurangan kejelekan-kejelekan di bulan Ramadhan, dan ini sesuatu yang dapat disaksikan, yaitu terjadinya kemaksiatan di bulan Ramadhan lebih sedikit dibanding bulan lainnya. Karena dibelenggunya seluruh setan pun tidak dapat memastikan kejelekan dan kemaksiatan hilang sama sekali, sebab terjadinya kemaksiatan itu juga karena banyak sebab selain setan, seperti jiwa yang jelek, kebiasaan yang tidak baik dan godaan setan-setan dari golongan manusia.
[4]ulama lainnya berkata bahwa dibelenggunya setan-setan di bulan Ramadhan adalah isyarat bahwa telah dihilangkannya alasan bagi seorang mukallaf dalam melakukan dosa, seakan dikatakan kepadanya,“Setan-setan telah ditahan dari menggodamu, maka jangan lagi kamu menjadikan setan sebagai alasan dalam meninggalkan ketaatan dan melakukan maksiat”.“[4]
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan,
المعاصي التي تقع في رمضان لا تنافي ما ثبت من أن الشياطين تصفد في رمضان، لأن تصفيدها لا يمنع من حركتها…وليس المراد أن الشياطين لا تتحرك أبداً، بل هي تتحرك، وتضل من تضل، ولكن عملها في رمضان ليس كعملها في غيره
“Maksiat yang terjadi di bulan Ramadhan tidak menafikan bahwa setan dibelenggu. Karena dibelenggunya setan tidak mencegah mereka dari bergerak..bukanlah yang dimaksud setan tidak bisa bergerak sama sekali bahkan mereka tetap bergerak, sesat dan menyesatkan. Akan tetapi gerakan mereka selama bulan Ramadhan tidak sama dengan gerakan mereka selain Ramadhan.”[5]
Demikian semoga bermanfaat. Artikel ini merupakan status di facebook Raehanul Bahraen.
@Pogung Lor, Yogya, 25 Ramadhan 1434 H
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
[1] Muttafaqun ‘alaihi
[2] HR. At-Tirmidzi no. 682 dan Ibnu Majah no. 1682, dihasankan Syaikh Albani dalam Al-Misykat no. 1960
[3] Majmu’ Fatawa wa Rasa’il 20/75, syamilah
[4] Fathul Bari 4/114, Darul ma’rifah, Beirut, 1379 H, syamilah