Kisah Nabi Isa : Awal Mula Nabi Isa As Dianggap Tuhan

Kisah Nabi Isa
Sumber :
  • U-Repot

Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu Anhu dan diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ath-thabari. Ibnu Abbas menceritakan bahwa ketika Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan mengangkat nabi Isa alaihissalam kelangit. Nabi Isa Alaihissalam keluar menemui para sahabatnya yang berjumlah 12 orang

Kepada beliau meneteskan air mata, lalu nabi Isa alaihissalam berkata.

Sesungguhnya diantara kalian ada yang mengkufuri itu sebanyak 12 kali setelah ia beriman kepadaku. Ada diantara kalian yang akan diserupakan denganku. Ia akan dibunuh karena kedudukanku diapun akan menjadi teman dekatku.

“Siapakah diantara kalian yang wajahnya digantikan seperti wajahku, lalu dia akan dibunuh menggantikan aku, dan dia akan mendapatkan surga yang derajatnya sama denganku. Lalu berdirilah seorang pemuda yang paling muda usianya, “Saya.”

“Duduk.” Kata Isa.

Nabi Isa mengulang lagi tawarannya, dan pemuda itu angkat tangan dan menyatakan “Saya.”

Nabi Isa tetap menyuruhnya untuk duduk. Hingga berlangsung sampai 3 kali. Di yang ketiga, pemuda ini angkat tangan, “Saya.” Lalu Isa mengatakan, “Baik, kamu orangnya.”

Lalu dia diserupakan dengan Isa dan Isa diangkat melalui lubang angin yang ada di atap, menuju langit.

Kemudian datanglah orang yahudi yang mencarinya, mereka langsung menangkap manusia  yang mirip itu, dan langsung membunuhnya, lalu mensalibnya. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/449).

Mengapa Nabi Isa Alaihissalam dianggap Tuhan?

Dalam Alquran nabi Isa alaihissalam menyampaikan bahwa ia adalah hamba Allah subhanahu wa ta'ala yang diutus kepada kaumnya. Hal ini ditegaskan dalam Alquran Surah Maryam ayat 30 hingga 35.

Dia (Isa) berkata, "Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.

30. Dia (Isa) berkata, "Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.

31. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;

32. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.

33. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali."