Mengapa Kita Wajib Mengidolakan Nabi Muhammad SAW?

Kisah Nabi Adam
Sumber :
  • Freepik.com

Pembebasan Makkah (Fathu Makkah)

Setelah bertahun-tahun disakiti dan diusir, Nabi SAW memasuki Makkah dengan kekuatan 10.000 pasukan. Ini adalah momen yang wajar untuk balas dendam.

Namun, beliau mengumumkan, “Hari ini adalah hari pemaafan dan kemuliaan,” dan membebaskan semua penduduk Quraisy. Beliau bahkan menerima keislaman para musuh bebuyutan yang darahnya telah dihalalkan, seperti Hindun binti Utbah dan Wahsy (pembunuh pamannya, Hamzah).

 

Jujur dan Amanah (Al-Amin)

 

Nabi Muhammad SAW tidak pernah berbohong seumur hidupnya. Sifat jujurnya begitu meyakinkan, hingga ketika terjadi perselisihan besar tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad di Ka'bah, seluruh suku Quraisy sepakat menjadikan beliau sebagai penengah sambil berseru, "As-Shodiqul Amin, rodina!" (Orang yang paling jujur dan terpercaya, kami rida!)

4. Rahmat bagi Semesta Alam

 

Nabi Muhammad SAW tidak diutus hanya untuk orang Arab atau umat Islam semata. Allah SWT menegaskan bahwa beliau adalah rahmat bagi seluruh alam semesta (Surah Al-Anbiya: 107).

Kualitas ajarannya melintasi batas suku dan waktu. Buktinya, dakwah Islam di Nusantara (Indonesia) menyebar luas bukan hanya karena ajaran, tetapi karena keagungan akhlak para pedagang Muslim—kejujuran, kedermawanan, dan sikap ramah—yang membuat penduduk setempat kagum dan tertarik pada ajaran yang mereka bawa.

Mengidolakan Nabi Muhammad SAW berarti mencontoh dan mempraktikkan sifat-sifat emas beliau dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar memuja namanya.

Sudahkah kita menjadikan kisah dan akhlak beliau sebagai panduan utama dalam setiap keputusan dan tindakan kita?