Ikhlas Menerima Takdir Allah Adalah Kunci Ketenangan Hati Menurut Ustadz Khalid Basalamah

Ikhlas Menerima Takdir Allah Adalah Kunci Ketenangan Hati
Sumber :
  • Youtube

Olret –  Pernahkah Anda merasa hidup ini seperti sebuah jalan yang sudah ditetapkan, dengan setiap belokan dan persimpangan sudah digariskan? Perasaan ini seringkali memicu pertanyaan besar tentang takdir. Apakah kita benar-benar memiliki kendali atas hidup kita

Dalam Islam, jawaban atas pertanyaan ini terletak pada pemahaman tentang rukun iman keenam: percaya pada qada dan qadar. Ini bukan sekadar keyakinan, melainkan sebuah filosofi hidup yang, jika dipahami dengan benar, bisa menjadi sumber ketenangan hati yang luar biasa.

Dilansir dai akun Youtube Masih Lurus dengan judul Ikhlas Menerima Takdir Allah Adalah Kunci Ketenangan Hati Menurut, penceramah kondang Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan materi tersebut dengan sangat baik dan banyak hikmah yang bisa diambil.

 

Rencana Ilahi yang Sempurna

Takdir sudah Allah yang tentukan

Photo :
  • instagram

 

Mari kita pahami dua konsep ini:

Qada adalah ketetapan Allah yang bersifat umum dan sudah digariskan sejak dulu. Ini adalah "rencana besar" yang mencakup segala sesuatu di alam semesta, dari perputaran planet hingga kehidupan makhluk sekecil apa pun.

Qadar adalah perwujudan dari rencana tersebut pada waktu yang spesifik. Ini adalah "pelaksanaan" dari ketetapan Allah.

Keduanya, qada dan qadar, adalah bagian dari satu kesatuan takdir. Semua yang telah, sedang, dan akan terjadi di dunia ini—setiap peristiwa besar maupun kecil—sudah tercatat rapi dalam sebuah "buku besar" alam semesta yang disebut Lauhul Mahfuz.

 

Takdir Bukanlah Tanpa Pilihan

 

Mungkin ada yang berpikir, "Jika semuanya sudah tercatat, lalu apa gunanya kita berusaha?" Ini adalah kesalahpahaman umum. Takdir bukan berarti manusia tidak punya pilihan.

Pembicara dalam video ini menjelaskan dengan sangat gamblang: Allah, dengan ilmu-Nya yang maha luas, mengetahui setiap pilihan yang akan kita ambil. Dia tahu siapa yang akan memilih untuk berbuat baik dan siapa yang akan memilih sebaliknya. Pilihan itu sepenuhnya ada di tangan kita, dan Allah mencatatnya sebagai takdir kita.

Jadi, takdir bukanlah rantai yang mengikat kita tanpa daya, melainkan sebuah peta jalan yang sudah diketahui oleh Sang Pencipta. Kita memiliki kebebasan untuk memilih jalan mana yang akan kita tempuh, dan pilihan itulah yang pada akhirnya menentukan takdir kita.