Tina Wiryawati Pastikan Rekrutmen SPPG Ciamis Transparan, Gandeng Akademisi Unigal untuk Jaga Profesionalitas

Para pelamar Dapur SPPG di Ciamis.
Sumber :
  • MB

Ciamis, Olret – Komitmen terhadap tata kelola yang bersih dan profesional kembali ditegaskan oleh Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Hj. Tina Wiryawati, S.H., M.M. Legislator dari Dapil Jabar XIII itu turun langsung meninjau proses rekrutmen calon karyawan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Ciamis, Minggu (19/10/2025).

Dalam proses seleksi tersebut, SPPG Ciamis menggandeng tim akademisi dari Universitas Galuh (Unigal) untuk menilai para pelamar.

Menurut Tina, pelibatan pihak independen menjadi langkah strategis untuk menjaga transparansi dan menghindari intervensi dalam rekrutmen.

''Kami ingin proses ini betul-betul transparan. Karena itu, tahapan wawancara dilakukan oleh pihak profesional dari Unigal, bukan internal yayasan. Ini penting agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.

Seleksi Objektif untuk SDM Berkualitas

Tina menilai, kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan fondasi utama keberhasilan program sosial seperti SPPG. Karena itu, proses seleksi bukan sekadar mencari tenaga kerja, tetapi bagian dari membangun sistem yang sehat dan berintegritas.

''SDM yang terlibat di SPPG harus kompeten, berdedikasi, dan bekerja sesuai standar operasional prosedur (SOP),” ujarnya.

Menurutnya, kerja sama antara SPPG dan dunia akademik seperti Unigal juga menjadi simbol kemitraan produktif antara lembaga sosial dan perguruan tinggi daerah.

Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan kredibilitas seleksi, tetapi juga membuka ruang penerapan standar kerja profesional dalam sektor sosial.

Menjaga Kualitas Layanan Gizi dan Kebersihan

Selain mengawasi proses rekrutmen, Tina Wiryawati juga menyoroti mutu, keamanan, dan kebersihan makanan yang disalurkan kepada penerima manfaat.

Ia menegaskan, dapur SPPG harus menjadi contoh praktik pelayanan publik yang tertib dan higienis.

''Mulai dari dapurnya, bahan makanannya, proses pengolahan hingga pendistribusian harus bersih dan sesuai SOP. SPPG harus bisa jadi percontohan dalam pelayanan gizi masyarakat,” katanya.

Dari hasil pantauan di lapangan, antusiasme masyarakat terhadap program ini cukup tinggi. Lebih dari 130 peserta mengikuti proses seleksi, sebagian besar berasal dari wilayah sekitar dapur SPPG.

Tina menilai hal ini sebagai bukti bahwa SPPG tidak hanya memberi manfaat kesehatan, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal.