Kau yang Selalu Menjadi Bayang Dan Aku Berpeluk Dengan Kesendirian
Olret – Andai senyum itu bisa kurengkuh, takkan pernah sejengkal pun aku menjauh. Menemani hidupmu, hari-harimu secara penuh. Menjadi tempatmu menyandarkan segala keluh.
Andai hatimu bisa kumiliki, akan kupersiapkan hati ini hanya kau yang bisa menempati. Akan kuraih apapun yang ingin kau raih, dan kupersembahkan untukmu segala yang kau mau meski aku harus merintih.
Andai tawamu bisa kupeluk, takkan pernah kubiarkan jiwamu remuk. Andai kau buatkan satu saja puisi untukku, akan kusimpan utuh di sepanjang kehidupanku. Kau yang selalu menjadi bayang. Dan aku, yang masih saja berpeluk dengan andai dalam kesendirian. Bercengkerama dengan andai dan kesepian.
Cinta diam-diam selalu membuat kita berandai-andai. Apa yang kau tunggu, tidak adakah keinginan untuk menyampaikan perasaanmu?
Awal Cinta Sampai Kini Hanya Menjadi Cerita, Awal Bahagia Sampai Kini Hanya Menjadi Nostalgia. Dan Pada Akhirnya Selalu Menjadi Bayang.
Kehadiranmu kini tinggal sisa-sisa, lebur seperti bangunan tua yang hancur dimakan usia. Namun di kepala, kau masih menjelma menjadi manusia paling kudamba. Tidak bisa terganti, Meski kau celakai hatiku berulang kali.
Aku masih menjadi seorang laki-laki yang tegas mencintai. Kau pergi membawa janji, hancurkan semua mimpi. Kini aku sendiri menghirup kegetiran di setiap pagi tanpa senyum yang dulu selalu kau kirim kan dari jauh. Sungguh, aku benar-benar menjadi rapuh. Tiada kah riak-riak rindu mengusik hatimu?
Aku menjaga sendiri semua perbincangan kita. Awal mencinta sampai kini hanya jadi cerita. Awal bahagia sampai kini hanya jadi nostalgia. Awal berbunga-bunga sampai kini hanya jadi luka yang menganga.
Air mata mengalir, kau tak juga kembali. Aku di sini, setiap hari, sendiri. Seorang diri, mati-matian berkelahi dengan sunyi. Berharap jatuh cinta lagi tapi tentangmu masih saja bergema di dalam hati.
Ketika dia yang kau cintai pergi dengan membawa semua janji, dan tak pernah kembali lagi, masih sanggup kah kau untuk terus menanti?