Kini Semua Berbeda, Kamu Berubah dan Kecewaku Makin Membuncah

Kekecewaan Berharap Pada Orang Lain
Sumber :
  • u-report

Olret – Ada segenggam kecewa dalam dadaku kala kau katakan bahwa kau tak sanggup berjanji. Padahal, kuberikan kesungguhanku sepenuh hati. Aku terdiam. Hal apa lagi yang membentur. kepalamu sehingga membuatku kecewa kembali?

Dalam sesak, aku terus berharap. Meski tanpa janji, semoga saja kau masih mau menepati. Namun, semua berbeda. Kau tak lagi sama. Sikapmu berubah. Dan kecewa makin membuncah. Rasanya baru kemarin kau membuat harapanku merekah.

Cinta memang sering membuat kita kecewa. Lalu, apa yang membuatmu bertahan untuk cinta?

Aku Hanya Ingin Aku Tempatmu Berpeluk dan Merindu, Temanmu Tertawa dan Berbagi Cerita, Tempatmu Menangis dan Meratapi Dengan Manis.

Ajari aku menyikapi cemburu secara bijak, sebab melihat tawamu dengan pria selain membuat batinku mengelak; teriak. Ajari aku meredam amarah, sebab melihat balasan pesanmu kepada pria selain membuat batinku berdarah.

Ajari aku untuk tidak posesif, menjagamu terlalu aktif, mengekangmu, dengan rasa takut kehilangan terlampau tinggi. Aku ingin hanya aku laki-laki yang bisa temani kamu sepanjang hari. Perasaan tak rela ini semakin menjadi-jadi meski kau hanya ucap terima kasih ke lain hati.

Apakah aku laki-laki? Atau kau lebih laki-laki soal perasaan? Aku ingin hanya aku, tempatmu berpeluk dan merindu. Temanmu tertawa dan berbagi cerita ceria. Tempatmu menangis dan meratapinya dengan manis.

Karena Aku Percaya, Senyum di Bibirmu Untukku Adalah Pembuka Lembar-Lembar Kebahagiaan. Air Bagi yang Terbiasa Di tumpuk Beribu Kekecewaan.

Kepadamu, sepenuh hati aku datang. Sengaja, luka ini penuh kutunjukan. Untuk bisa kau sembuhkan. Karena aku percaya, senyum di bibirmu untukku adalah pembuka lembar-lembar kebahagiaan. Air bagi hati yang terbiasa ditumpuk beribu kekecewaan.

Tak perlu bertanya mengapa kau begitu istimewa, aku pun menemukan ketenangan pada tawamu entah pada titik yang mana. Yang kini aku rasa, kau adalah alasan. Mengapa aku bisa sangat merasakan bahagia. Dan mengapa aku bisa sangat merasakan kecewa

Jangan pergi, runtuh hidupku bila kau beranjak. Temani setiap langkahku yang kadangkala tak terarah. Temani hari-hari dimana kau akan bisa merasakan sepiku, dan kau isi dengan riuh tawamu. Kepadamu, sepenuh hati Aku tak bisa beralih. Aku sedia menjadi tempatmu menaruh lirih. Di sini, sepenuh hati tanpa pernah ada lain hati.