Ya Allah, Semoga Jodohku Adalah Orang yang Mencintaiku Dengan Tulus

Tulus mencintaiku
Sumber :
  • instagram.com @brandownwoefell

Olret – Sedikit bercerita tentang kisah masa lalu yang begitu pilu, yang begitu menyisahkan luka yang sangat dalam, hingga saat itu hatiku rasanya hancur berkeping-keping dan dunia serasa gelap tanpa cahaya kehidupan. Dan masa lalu hampir setiap manusia semuanya pasti pernah mengalaminya, ya mungkin itu masa lalu yang menyakitkan.

Dari kisah masa yang aku ceritakan ini, ada baiknya jangan terlalu berharap lebih kepada manusia. Sebab, jika kamu terlalu berharap lebih pada manusia, Allah akan merasa cemburu, dan akhirnya Allah akan mematahkan hatimu agar kamu menyadari dan kembali berharap lebih kepada-Nya.

“Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Asy-Syarh : 8)

Untuk itu selalu ingat dengan baik, bahwa dalam hidup ini sebaik-baiknya tempat bergantung dan berharap adalah Allah, hanya Dia tempat berharap paling indah, maka jangan pernah lupa utamakan Allah dalam setiap langkah perjalanan hidupmu.

Baiklah aku akan memulai kisahnya..

Tulus mencintaiku

Photo :
  • instagram.com @brandownwoefell

Beberapa tahun yang lalu.. Saat itu kisahku di mulai, di mana dahulu aku pernah mencintai seseorang dengan begitu tulus, begitu ia pergi hati ini sempat tidak terima bahkan selalu bertanya kenapa Allah mencipta kisah menyakitkan seperti ini, padahal aku melihat dan yakin bahwa dialah orang yang mampu mengimbangi di setiap jalan hidupku.

Akan tetapi ternyata semuanya salah, orang yang begitu aku sayangi dan yang sangat aku harapkan pada akhirnya kami tak bisa bersama, orang yang menurutku baik, tetapi tidak menurut Allah, ternyata memang bukan dia yang bisa membuat kekuranganku tertutupi. Dan parahnya ketika ketidakterimaanku kepada ketetapan dan keputusan-Nya menghujam hati, aku sempat meminta terus menerus agar dia bisa kembali kepadaku.

Setelah sekian lama aku berpisah dengannya, sekali lagi aku mengerti dalam diamku, bahwa ternyata memang benar bukan dia yang baik untuk aku, ternyata bukan dia yang aku butuhkan, sebab itulah mengapa Allah tidak menjawab doaku, sehingga akhirnya aku sadar bahwa ikhlas dan pasrah kepada-Nya adalah jalan yang terbaik.

Waktu terus berjalan, roda kehidupan terus berputar, hari demi hari perlahan aku pun mulai menyadarinya, untuk apa aku mengeluh, untuk apa aku menggerutu, untuk apa menyesalinya, karena memang semuanya tidak ada gunanya menentang ketetapan Allah, karena sungguh mau bagaimanapun juga Allah lebih tahu segala yang terbaik untukku itu seperti apa.