Terimakasih Telah Memberikan Luka, Kini Kusadar Aku Hanya Pelarianmu

Cara Terbaik Menyembuhkan Luka Masa Kecil
Sumber :

Olret – Saatnya aku mengutarakan perihal rasa yang telah membekas dalam hatiku. Begitu mudah aku memberikan kesempatan padamu, masuk ke dalam bagian hidupku. Hingga akhirnya tercipta kenangan luka yang sakit kurasa.

Masa depanku tergantung pada jalan pikiranmu saat itu. Aku tak mampu berteriak karena isi hatiku telah di kuasi olehmu.

Segala bentuk kerinduanku hanya terpusat menuju kamu, hingga akhirnya aku lupa bahwa aku tak pantas merindukanmu. Apalagi yang mampu aku urai pada bait-bait cerita ini. Setelah waktu yang berjalan menjadi saksi atas janjimu akan menemaniku sampai kapan pun. Kini hanyalah sebuah makan tak bermakna.

Ini bagian cerita yang berakhir dengan penyesalanku. Yang aku sesal adalah aku tidak pernah bahwa pertemuan denganmu kala itu begitu indah tapi berakhir luka takkan pernah aku lupa.

Aku tak ingin larut dalam kesedihan ini. Air mataku terlalu berharga untuk menangisi seseorang seperti kamu. Semenjak kamu tidak ada lagi di sampingku, aku begitu bersyukur untuk hidupku.  Kamu hanya batas yang pernah singgah dan memberikan hikmah kebersamaan kita saat itu.

Biarlah aku yang mengenang kamu dalam kisah hidupku. Aku sebut kamu sebagai pelaku hatiku dan kupastikan ini akan hilang seiring berjalannya waktu. Takkan ada lagi harapan dan kerinduan seperti yang pernah aku berikan.

Tak akan ada lagi penantian, aku sudah cukup menikmati rasa kecewa ini. Hingga aku pun tersadar, ingin kusampaikan terima kasih atas pertemuan kala itu.

Kamu yang sudah cukup menjadi bagian dari pertemuan yang indah. Bukan untuk menemaniku sampai ke surga-Nya.

Olret – Saatnya aku mengutarakan perihal rasa yang telah membekas dalam hatiku. Begitu mudah aku memberikan kesempatan padamu, masuk ke dalam bagian hidupku. Hingga akhirnya tercipta kenangan luka yang sakit kurasa.

Masa depanku tergantung pada jalan pikiranmu saat itu. Aku tak mampu berteriak karena isi hatiku telah di kuasi olehmu.

Segala bentuk kerinduanku hanya terpusat menuju kamu, hingga akhirnya aku lupa bahwa aku tak pantas merindukanmu. Apalagi yang mampu aku urai pada bait-bait cerita ini. Setelah waktu yang berjalan menjadi saksi atas janjimu akan menemaniku sampai kapan pun. Kini hanyalah sebuah makan tak bermakna.

Ini bagian cerita yang berakhir dengan penyesalanku. Yang aku sesal adalah aku tidak pernah bahwa pertemuan denganmu kala itu begitu indah tapi berakhir luka takkan pernah aku lupa.

Aku tak ingin larut dalam kesedihan ini. Air mataku terlalu berharga untuk menangisi seseorang seperti kamu. Semenjak kamu tidak ada lagi di sampingku, aku begitu bersyukur untuk hidupku.  Kamu hanya batas yang pernah singgah dan memberikan hikmah kebersamaan kita saat itu.

Biarlah aku yang mengenang kamu dalam kisah hidupku. Aku sebut kamu sebagai pelaku hatiku dan kupastikan ini akan hilang seiring berjalannya waktu. Takkan ada lagi harapan dan kerinduan seperti yang pernah aku berikan.

Tak akan ada lagi penantian, aku sudah cukup menikmati rasa kecewa ini. Hingga aku pun tersadar, ingin kusampaikan terima kasih atas pertemuan kala itu.

Kamu yang sudah cukup menjadi bagian dari pertemuan yang indah. Bukan untuk menemaniku sampai ke surga-Nya.

Melepaskanmu seperti mematahkan hati yang dulu pernah kamu singgahi. Seperti membuang jantung yang pernah berdetak hanya untukmu. Seperti merelakan tubuh kehilangan jiwanya. Melepaskanmu adalah pilihan bukan karena aku tak mencintaimu lagi. Tapi, hanya ingin mengistirahtkan hati dari perjuangan untuk mengharapkan yang tak pasti. Aku harap disana kamu menjaga hati untuk seseorang yang setia menunggumu.

Pilihankun ini bukanlah sebuah keterpaksaan. Tapi aku tahu langkahku selama ini ada dijalan yang tidak di ridhoi oleh-Nya. Kuharap kamu tahu bahwa cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang hadir karena keridhoan-Nya semata.

Melepasmu Bukan Tak Ada Lagi Usaha Untuk Bertahan.  Tapi Karena Ada Rasa yang Tak Bisa Dipaksakan.

Tak mengapa bila memang begitu nyatanya. Terkadang sesuatu memang  tak berjalan sesuai dengan keinginan kita. Karena ada skenario Tuhan yang terbaik bagi hambanya. Melepaskan, mengikhlaskan dan memaafkan memang membutuhkan waktu yang lama.

Tapi percaya saja saat kamu tidak menyimpan benci dalam hati maka bahagia akan menghampiri silih berganti datang untuk selamanya. Tak perlu terpuruk rapuh. Ikhlaskan memang yang harus di ikhlaskan walau hati ini teramat berat untuk melepaskan.

Melepaskan memang sulit dilakukan tapi percaya saja dengannya akan mengurangi sakitnya kehilangan. Mungkin butuh waktu berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk melepaskanmu untuk hati ini merasa ikhlas akan keadaan. Tapi hanya dengan melepaskanmu akan bahagia.

Melepaskanmu memang membutuhkan hati yang lapang. Seiring kamu berusaha ingin melepaskan maka bahagia akan menyapa. Lekas ikhlaskan apa yang telah terjadi agar bahagia mengganti.

Artikel ini merupakan salah satu cerpen di buku Tentang Rindu yang Melangit dengan judul Mengistirahtakn Hati. Bagi kamu yang belum membaca bukunya, segera langsung ke Gramedia terdekat karena buku ini sangat baper rekomendasikan buat kamu.