Para Pria Menjadi Depresi Karena Kata-Kata "Beracun" dari Istri Mereka

Terjebak Hubungan Toxic
Sumber :
  • freepik.com

Pakar Lan percaya bahwa depresi pada pria tidak hanya berasal dari tekanan kerja atau beban keuangan, tetapi juga diam-diam terkikis oleh kata-kata beracun dari pasangan mereka. Terus-menerus membandingkan suami dengan "suami orang lain," dan mengukur nilai mereka berdasarkan pendapatan, rumah, dan mobil, secara tidak sengaja meniadakan upaya, karakter, dan peran mereka sebagai manusia seutuhnya.

Hubungan toxic

Photo :
  • https://www.freepik.com/

"Ketika pria terus-menerus dinilai, mereka mudah terjerumus ke dalam perasaan gagal, tidak berharga, dan kesepian. Rasa sakit ini menumpuk, tidak diungkapkan dan tidak dibagikan, dan dapat dengan mudah menyebabkan depresi," kata Ibu Lan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), depresi adalah penyebab utama beban penyakit global dan menyebabkan sekitar 700.000 hingga 800.000 kematian akibat bunuh diri setiap tahunnya.

Yang perlu diperhatikan, studi sosiologis menunjukkan bahwa pria cenderung kurang mencari bantuan dibandingkan wanita karena stereotip tentang maskulinitas, sehingga mengakibatkan tingkat bunuh diri yang berhasil jauh lebih tinggi di kalangan mereka.

Ketika nilai seorang pria direduksi secara kejam menjadi angka-angka di rekening bank atau aset berwujud, seluruh kepribadiannya, pengorbanannya, dan perannya sebagai ayah dan suami sepenuhnya dinegasikan.

Dalam masyarakat, pria masih dianggap sebagai pencari nafkah utama. Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan ini, ditambah dengan perbandingan terus-menerus dari istri mereka, harga diri pria akan langsung terancam.

Ungkapan yang tampaknya tidak berbahaya seperti "lihatlah suami orang lain," jika diulang-ulang, bertindak sebagai bentuk sugesti, membuat pria percaya bahwa mereka adalah orang yang gagal.

Media sosial bertindak sebagai katalis, memperkuat ketakutan para istri akan "tertinggal," menyebabkan mereka tanpa sadar memproyeksikan rasa tidak aman dan kecemasan mereka kepada suami mereka dalam bentuk tekanan untuk maju.

Dari perspektif medis, Dr. Vu Son Tung dari Institut Kesehatan Mental, Rumah Sakit Bach Mai, memperingatkan bahwa depresi pada pria seringkali lebih kompleks dan mudah diabaikan daripada pada wanita.

Bersyukur Bisa Lepas Dari Hubungan Toxic

Photo :
  • Freepik.com

Selain gejala klasik seperti suasana hati yang buruk, kehilangan minat, penurunan berat badan, dan insomnia, pria cenderung menunjukkan tanda-tanda pembangkangan "tersembunyi" seperti kemarahan, perilaku impulsif, penyalahgunaan alkohol, atau nyeri tubuh yang tidak dapat dijelaskan.