Menggali Mimpi yang Terkubur: Rahasia Bilal Faranov Menemukan Jati Diri di Usia 20-an

Rahasia Bilal Faranov Menemukan Jati Diri di Usia 20-an
Sumber :
  • Youtube

Olret – Usia 20-an sering disebut sebagai dekade paling krusial, periode penemuan diri yang dipenuhi pertanyaan besar. Namun, bagi sebagian besar, tahun-tahun ini justru dimulai dengan keraguan dan tekanan ekspektasi.

Inilah yang dialami Bilal Faranov, seorang podcaster, writer, dan creative director sukses, yang membagikan perjalanan jujurnya dalam sesi deep talk di kanal JC Dawn.

Jauh sebelum dikenal lewat karya-karyanya, Bilal adalah sosok yang paling ragu pada dirinya sendiri.

"Di awal umur 20-an, saya adalah orang yang paling ragu sama diri sendiri. Saya tahu kompetensinya, tapi saya merasa banyak rintangan yang bikin saya nggak bisa berkembang," ujar Bilal.

Rintangan utamanya saat itu bukan hanya dari luar, tetapi juga dari dalam—tekanan finansial yang membuatnya rela mengubur mimpi besarnya di industri kreatif, termasuk keinginan membuat podcast sejak 2018. Ia memilih jalur aman, meninggalkan hasratnya untuk bekerja 9-to-5 di bidang properti selama satu tahun penuh.

Dunia Milik Si Pemberani, Bukan Si Pintar

Bilal Faranov

Photo :
  • Youtube

Titik balik datang ketika ia menyadari bahwa mimpinya terlalu berharga untuk dibiarkan terkubur. Terinspirasi oleh lingkungan yang suportif, Bilal memutuskan hijrah ke Jakarta pada akhir 2022. Namun, proses ini didahului oleh fase trial and error yang ekstrem.

"Aku sempat coba berbagai kerjaan. Aku sempat berkebun, bertani, coba jadi atlet, bahkan komedian," kenang Bilal. Eksplorasi ini bukan tanpa tujuan; ia mencari titik di mana ia bisa bertahan lama dan benar-benar passionate.

Kunci utama untuk keluar dari fase keraguan ini, menurut Bilal, adalah keberanian.

"Dunia itu bukan milik orang yang pintar, tapi milik orang yang berani," tegasnya.

Keberanian ini, katanya, tidak didapatkan dari nol, melainkan lahir dari akumulasi pengalaman pahit: sering ditolak, sering gagal, dan terbiasa menghadapi ketidaknyamanan. Ia menyarankan sebuah latihan mental yang sederhana namun kuat:

"Bayangkan kamu nggak punya rasa takut seberapa jauh sekarang kamu?"

Membayangkan diri tanpa ketakutan—bahkan hanya selama satu jam—dapat membuka pintu yang selama ini terhalang oleh keraguan diri. Keberanian sejati, menurutnya, adalah memutuskan untuk melangkah maju meskipun kita merasa takut.

Mendengarkan Hati di Tengah Ekspektasi Sosial

Rahasia Bilal Faranov Menemukan Jati Diri di Usia 20-an

Photo :
  • Youtube

Perjalanan menemukan jati diri juga berarti berani mematahkan ekspektasi sosial (social conditioning) yang seragam: kuliah baik-baik, kerja mapan, nikah, punya rumah.

Bilal membedakan dua sumber dorongan mimpi.

  1. Mimpi dari Ego: Dikejar atas dasar pengakuan, ingin membuktikan kepada orang lain, atau memvalidasi harapan orang tua/dosen.
  2. Mimpi dari Hati: Dikejar karena membawa perasaan bangga, bahagia, dan rasa ingin berkontribusi.

Ia sendiri pernah melamar ke posisi bergengsi hanya untuk mendapatkan validasi dari orang-orang terdekatnya, namun ia bersyukur gagal. "Mungkin kalau lolos, aku nggak di sini," ujarnya.

Maka, sukses sejati tidak lagi diukur dari status atau barang. Bagi Bilal, sukses di akhir 20-an adalah kebebasan waktu (freedom). Ia berjuang keras untuk memastikan ia selalu punya waktu untuk dirinya sendiri di pagi hari, bahkan saat bekerja di perusahaan lain

"Uang akan datang dengan sendirinya ketika kamu menciptakan value dan monetize dari karya itu," kata Bilal, menekankan bahwa mengejar value harus didahulukan dari mengejar uang semata.

Strategi Keluar dari Survival Mode dan Mencari Role Model

Bagi mereka yang merasa stuck atau berada dalam survival mode (terutama di karier), Bilal memberikan beberapa kiat praktis:

Kenali Tanda Burnout: Jika pekerjaan membuat Anda tegang, tidak nyaman (dalam arti negatif), dan menjauhkan Anda dari pengembangan diri, itu adalah sinyal untuk segera ditinggalkan.

Tentukan Prioritas: Kita tidak bisa mengoptimalkan segalanya. Pilih minimal dua prioritas utama (misalnya: karier dan kesehatan) dan korbankan yang lain untuk sementara.

Pentingnya Konsistensi: Dalam survival mode, fokuslah pada satu atau dua hal yang bisa dilakukan konsisten, seperti berolahraga pagi. "Kalau kita nggak bisa konsisten di hal kecil, kita nggak bisa konsisten di hal lainnya," tegasnya.

Terakhir, dan mungkin yang paling menarik, Bilal mematahkan mitos tentang pertemanan: "Kita adalah lima orang yang ingin kita dengarkan."

Alih-alih terikat pada lingkungan terdekat yang mungkin tidak mendukung, ia menyarankan untuk secara sengaja memilih lima role model yang sudah mencapai titik yang kita inginkan, dan secara aktif mempelajari, bahkan bekerja dengan mereka selama 4-8 bulan, untuk menginternalisasi cara berpikir dan sistem kerja mereka.

Kisah Bilal Faranov adalah pengingat bahwa menemukan jati diri adalah sebuah perjalanan panjang yang menuntut keberanian, kerelaan untuk berproses, dan kesabaran untuk melihat titik-titik kecil perjuangan menjadi satu garis perkembangan yang utuh.

Sumber dan referensi artikel : Youtube JC Dawn dengan judul  Bilal Faranov: Cara Nemuin JATI DIRI Di Umur 20an