Saat Stres Kerja Setara 15 Batang Rokok Sehari dan Cara Sembuh Tanpa Resign
- Youtube
Olret – Pernahkah Anda merasa lelah bahkan setelah tidur cukup? Bangun pagi sudah tanpa semangat, membawa beban emosi dari kantor ke rumah, dan merasa pekerjaan telah merenggut seluruh hidup Anda?
Jika ya, Anda tidak sendirian. Ini bukan sekadar lelah biasa; ini adalah gejala dari fenomena yang semakin mengkhawatirkan di kalangan anak muda: burnout.
Dalam sebuah diskusi mendalam bersama peneliti dan praktisi kedokteran, dr. Ray Wagiu Basrowi, terungkap sebuah fakta mengejutkan dari WHO: "Ketika Anda stres dan kesepian, dampak kesehatannya sama seperti menghisap rokok 15 batang sehari."
Ini adalah alarm keras bahwa burnout bukanlah kelelahan biasa yang bisa disembuhkan dengan liburan singkat, melainkan sebuah kondisi serius yang menggerogoti kesehatan fisik dan mental secara diam-diam.
Mengenali Tiga Wajah Burnout
Burnout dalam pekerjaan
- freepik.com
Menurut dr. Ray, burnout bukanlah penyakit, melainkan sindrom atau kumpulan gejala yang dipicu secara spesifik oleh kelelahan kronis akibat pekerjaan. Ada tiga tanda utama yang bisa Anda kenali:
1. Fatik (Kelelahan Kronis): Ini bukan sekadar capek fisik. Ini adalah rasa lelah yang meresap hingga ke jiwa, yang tidak hilang meskipun Anda sudah beristirahat.
2. Lack of Vigor (Kehilangan Semangat): Anda kehilangan motivasi, tidak lagi menemukan makna dalam pekerjaan, dan merasa hampa saat bekerja.
3. Sinisme (Jarak Mental): Ini adalah gejala paling berbahaya. Batasan antara kehidupan kerja dan pribadi mulai runtuh. Anda membawa amarah pada bos ke meja makan, melampiaskan frustrasi pekerjaan pada pasangan atau teman. "Kotak-kotak" kehidupan Anda—kotak kerja, kotak keluarga, kotak pertemanan—sudah hancur lebur.
"Kalau Anda sudah membawa kemarahan dari kantor ke rumah, itu artinya tanda-tanda burnout sudah ada di tahap akhir," tegas dr. Ray.
Mengapa Anak Muda Paling Rentan?
Cara Mudah Menghindari Burnout di Tempat Kerja
- freepik.com
Sebuah riset mengejutkan pada 5.000 pekerja sektor finansial di Indonesia—sektor dengan gaji yang dianggap tinggi—menemukan bahwa enam dari sepuluh pekerja menunjukkan gejala burnout. Ini membuktikan bahwa gaji besar bukanlah jaminan kebahagiaan.
Penyebab utamanya justru lebih dalam:
Hilangnya Batasan: Ketidakmampuan untuk memutus hubungan dengan pekerjaan setelah jam kerja selesai menjadi pemicu dominan.