Sandiaga Uno: Lupakan FOMO "Cepat Kaya"! Ini Filosofi Investasi Sejati dari Fundamentalis

Sandiaga Uno
Sumber :
  • Youtube

Olret – Sandiaga Uno, tokoh politik dan pengusaha yang dikenal sebagai investor fundamental, memberikan pandangan tajam tentang bagaimana seharusnya generasi muda mendekati dunia investasi.

Dalam diskusi terbarunya, ia menegaskan bahwa mengejar kekayaan instan lewat tren hanyalah jebakan, dan membeberkan prinsip intinya dalam menyikapi instrumen baru seperti kripto.

Kripto: Kelas Aset Baru dengan "Biaya Sekolah" Mahal

 

Sandiaga Uno Bongkar Mindset FOMO Generasi Muda

Photo :
  • Youtube

 

 

Meskipun berlatar belakang sebagai investor yang sangat berpegang pada fundamental aset, Sandiaga Uno kini menyatakan sikap terbukanya terhadap mata uang digital.

"Saya sudah sampai di satu titik bahwa bisa menerima bahwa kripto itu a new asset class," ujarnya.

Namun, pengakuan ini datang dengan strategi yang sangat konservatif dan berbasis edukasi. Alih-alih mengejar cuan besar, ia mengalokasikan porsi sangat minimal (1% atau di bawah 1%) dari portofolionya ke kripto.

Menurut Sandiaga, investasi minimal ini bukan untuk mencari untung, melainkan sebagai "biaya sekolah" atau biaya literasi. Ini adalah cara bagi investor berpengalaman sekalipun untuk memahami mekanisme dan perilaku kelas aset yang tergolong baru dan masih liar.

Peringatan Keras untuk Investor Retail:

 

Sandiaga Uno

Photo :
  • Youtube

 

Sandiaga tak ragu menyinggung bahaya yang mengintai investor pemula yang terperangkap FOMO (Fear of Missing Out). Ia mengutip data yang mengejutkan: 80% investor retail kripto pernah mengalami kerugian besar.

Oleh karena itu, ia mengubah narasi yang salah kaprah di masyarakat: Investasi bukan tentang "jalan pintas cepat kaya", tetapi tentang "jalan pintas untuk belajar menjadi investor yang jaya dan disiplin".

Filosofi Hold the Line: Tahan Banting di Tengah Volatilitas

 

Saat menghadapi gejolak pasar, baik di saham maupun kripto, Sandiaga Uno menekankan pentingnya disiplin ala investor veteran, yang ia sebut sebagai filosofi "Hold the Line".

Filosofi ini diuji ketika harga Bitcoin mengalami guncangan signifikan. Sandiaga memilih untuk tahan posisi (hold position) karena keputusannya berinvestasi didasari niat untuk belajar, bukan trading harian.

Prinsip ini sama persis dengan yang ia terapkan di pasar saham. Seorang fundamentalis tidak akan mengubah keputusan investasi secara mendadak hanya karena pergerakan harga, kecuali ada perubahan mendasar (fundamental) pada instrumen atau perusahaan yang diinvestasikan.

 

Pesan untuk Generasi Muda: Long Term adalah Kekuatanmu

 

Sandiaga memberikan nasihat khusus bagi generasi muda yang baru memulai:

  1. Investasi Jangka Panjang: Karena masih memiliki usia produktif, mereka harus fokus pada investasi jangka panjang (invest for the long term).

  2. Tabungan vs. Inflasi: Sandiaga mengingatkan bahwa saat ini menabung saja tidak cukup karena daya gerak uang akan kalah dengan inflasi. Masyarakat harus mulai menggerakkan dananya ke instrumen investasi, dimulai dari yang kecil, seperti reksadana, atau instrumen berbasis emas digital.

  3. Belajar dari Dunia: Indonesia perlu mencontoh Amerika dan Eropa dalam hal edukasi investasi yang sudah mengakar lama. Investor Indonesia juga harus berani melihat valuasi secara global; misalnya, ia menilai harga saham bank besar di Indonesia (seperti BRI) masih relatif murah dibandingkan dengan India, menunjukkan peluang besar di pasar modal domestik.

Sandiaga Uno menegaskan bahwa esensi menjadi investor sukses bukanlah keahlian menebak harga, melainkan kedewasaan mental, disiplin, dan literasi yang memadai untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Sumber dan referensi artikel :  Youtube Kasisolusi dengan judul Sandiaga Uno Sindir Generasi FOMO‼️Crypto vs Saham, Banyak yang Ketipu "CARA CEPAT KAYA"