Tips Agar Anak Tidak Terlalu Tertekan Saat Belajar

Ilustrasi Anak Belajar
Sumber :
  • Pexels/Anastasia Shuraeva

Olret – Banyak orang tua ingin anaknya berprestasi di sekolah. Mendapatkan nilai bagus, hafal cepat, dan disiplin belajar. Tapi sering kali, tanpa disadari, semangat itu justru membuat anak merasa tertekan.

Mereka jadi mudah cemas, cepat bosan, bahkan kehilangan minat belajar. Padahal, belajar seharusnya jadi proses yang menyenangkan dan menumbuhkan rasa ingin tahu, bukan sumber stres.

Nah, berikut beberapa tips agar anak bisa belajar dengan hati yang tenang dan pikiran yang bahagia.

1. Ciptakan suasana belajar yang nyaman

Ilustrasi belajar di kelas

Photo :
  • Pexels/Max Fischer

Anak-anak lebih mudah fokus saat suasana di sekitarnya mendukung. Pastikan ruang belajar punya pencahayaan yang cukup, bebas dari kebisingan, dan punya perlengkapan yang mereka suka—misalnya alat tulis warna-warni atau meja belajar dengan desain lucu.

Suasana yang nyaman membantu otak anak merasa rileks, sehingga informasi lebih mudah diserap.

 Selain itu, hindari memaksa anak belajar di waktu yang tidak tepat, seperti saat mereka lapar, mengantuk, atau ingin bermain. Pilih waktu di mana mereka paling segar dan semangat, misalnya pagi hari atau setelah tidur siang.

2. Jangan fokus pada nilai, tapi pada proses

Anak belajar

Photo :
  • https://www.pexels.com/photo/boy-writing-on-a-notebook-5427665/

Kalimat seperti “Kamu harus dapat 100!” bisa terdengar memotivasi, tapi sering kali malah menambah tekanan. Gantilah fokus dari hasil ke proses. Misalnya, “Mama bangga kamu sudah berusaha keras,” atau “Keren, kamu sudah mau belajar tanpa disuruh.”

Menurut psikolog pendidikan Carol Dweck, anak yang dibiasakan menghargai proses akan memiliki growth mindset yaitu pola pikir yang membuat mereka tidak takut gagal dan mau terus mencoba. Jadi, puji usaha, bukan hanya hasil.

3. Selipkan waktu istirahat dan bermain

Otak anak tidak bisa dipaksa fokus berjam-jam. Setelah 30–40 menit belajar, beri waktu istirahat sekitar 10–15 menit. Mereka bisa bergerak, makan camilan, atau sekadar menggambar. Aktivitas ringan seperti ini membantu mengurangi kejenuhan dan membuat semangat belajar kembali naik.

Permainan edukatif juga bisa jadi cara belajar yang efektif. Misalnya, belajar berhitung lewat permainan kartu, atau belajar bahasa lewat lagu dan cerita. Anak tetap belajar, tapi tanpa merasa sedang “dipaksa belajar”.

4. Dengarkan perasaan anak

Kalau anak mulai mengeluh, jangan langsung menegur atau memaksanya lanjut belajar. Coba tanyakan, “Kamu capek atau bingung?” Dengan mendengar keluhannya, orang tua bisa tahu apakah masalahnya ada di materi pelajaran, cara belajar, atau suasana hati.

 Dukungan emosional ini penting banget. Anak yang merasa didengar cenderung lebih tenang dan termotivasi untuk mencoba lagi.

5. Jadilah contoh yang positif

Anak belajar banyak dari apa yang mereka lihat. Kalau orang tua menunjukkan antusiasme saat membaca atau belajar hal baru, anak akan meniru sikap itu. Sesekali, ajak mereka belajar bersama, misalnya membaca buku cerita bareng atau menjawab teka-teki bersama.

Belajar memang penting, tapi kebahagiaan anak jauh lebih penting. Saat anak merasa aman, dihargai, dan tidak tertekan, otaknya bekerja lebih optimal. Jadi, ubah tekanan menjadi dukungan, dan biarkan anak tumbuh jadi pembelajar yang bahagia dan percaya diri.