Kenapa Banyak Orang Kerja Keras, Tapi Tetap Miskin? Ini Bukan Soal Nasib, Tapi Soal Strategi.

Kenapa Banyak Orang Kerja Keras, Tapi Tetap Miskin
Sumber :
  • Youtube

Olret – Pernahkah Anda merasa sudah bekerja dari pagi hingga malam, banting tulang, tapi hidup rasanya gini-gini saja? Sementara, ada orang lain yang terlihat santai, tapi uangnya mengalir terus. Jika Anda pernah merasakan itu, Anda tidak sendiri.

Video dari channel Waktu Berfikir ini membuka mata kita pada sebuah realita pahit: kerja keras tidak selalu identik dengan kaya. Mengapa demikian? Karena ada banyak jebakan yang membuat kita terus berputar di tempat, terlepas dari seberapa keras kita berusaha.

Jebakan Pertama: Bekerja Tanpa Leverage

Ilustrasi pekerja keras

Photo :
  • https://www.pexels.com/@olly

 

Banyak dari kita berpikir, "kalau saya kerja lebih lama, lebih capek, nanti pasti bisa kaya." Padahal, tidak semua kerja keras menghasilkan nilai yang sama.

Ambil contoh dua orang: seorang kuli bangunan yang bekerja dari pagi hingga sore di bawah terik matahari, dan seorang programmer freelance yang membuat aplikasi dalam tiga hari. Keduanya bekerja keras. Namun, kuli bangunan hanya dibayar per jam, sementara aplikasi yang dibuat oleh programmer bisa dijual ribuan kali.

Di sinilah letak perbedaannya: leverage. Leverage adalah sistem atau alat yang membuat usaha Anda memiliki efek berkali-kali lipat. Bekerja tanpa leverage ibarat mendorong mobil sendirian di tanjakan.

Melelahkan, lambat, dan bisa mogok kapan saja. Sebaliknya, bekerja dengan leverage ibarat mengemudikan mobil, jauh lebih efisien dan bisa membawa Anda ke tempat yang jauh lebih baik.

Kerja keras yang benar adalah kerja keras yang membangun leverage. Entah itu membangun aset, investasi, bisnis, atau bahkan skill yang sulit digantikan.

Jebakan Kedua: Lingkaran Setan Kemiskinan

Orang Miskin Gak Boleh Malas

Photo :
  • Youtube

 

Seringkali, masalahnya bukan hanya soal kerja, tetapi juga tentang sistem yang menjerat. Banyak orang miskin terjebak dalam apa yang disebut "lingkaran setan kemiskinan."

1. Gaji Kecil, Kebutuhan Besar: Gaji yang pas-pasan membuat mereka harus berhemat di mana-mana, dari makan hingga pendidikan anak.

2. Terjerat Utang: Karena gaji tidak cukup, akhirnya mereka berutang untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, yang lama-kelamaan menjadi kebiasaan.

3. Tidak Bisa Menabung: Gaji yang masuk langsung habis untuk bayar cicilan. Tidak ada dana darurat, tidak ada tabungan, apalagi investasi.