5 Bahaya Tersembunyi Penggunaan AI bagi Pelajar

Artificial Intelligence
Sumber :
  • pinterest

OlretArtificial Intelligence atau AI sekarang jadi topik hangat di dunia pendidikan. Banyak pelajar yang memanfaatkannya untuk mencari jawaban, merangkum bacaan, hingga membuat esai dengan cepat. Tidak bisa dipungkiri, teknologi ini memang membantu, apalagi saat dikejar deadline. Tapi di balik kemudahan itu, ada bahaya tersembunyi yang sering tidak disadari.

Penggunaan AI tanpa bijak justru bisa merugikan pelajar dalam jangka panjang. Berikut lima risiko yang perlu diperhatikan.

Ketergantungan berlebihan

AI memang pintar, tapi kalau dipakai terus-menerus, pelajar bisa jadi terlalu bergantung. Misalnya, setiap kali ada tugas menulis, langsung minta jawaban dari AI tanpa berusaha memahami dulu. Akibatnya, kemampuan berpikir kritis dan problem solving jadi menurun. Padahal, dua kemampuan ini sangat penting untuk kehidupan nyata di luar sekolah maupun kampus.

Kalau sudah terbiasa mengandalkan AI untuk semua hal, pelajar mungkin merasa kesulitan saat dihadapkan dengan ujian lisan, diskusi, atau situasi yang butuh pemikiran spontan.

Menurunnya kreativitas

AI bisa menghasilkan ide, gambar, atau tulisan dalam hitungan detik. Praktis, tapi juga bisa membuat kreativitas pelajar tumpul. Misalnya, siswa yang biasanya suka menulis cerita akhirnya lebih memilih copy-paste hasil dari AI. Lama-lama, mereka kehilangan kemampuan untuk mengembangkan imajinasi dan gaya berpikir uniknya sendiri.

Kreativitas itu lahir dari proses trial and error, bukan dari jawaban instan. Kalau semua diambil alih AI, pelajar bisa kesulitan menemukan identitas intelektualnya.

Risiko informasi tidak akurat

Meski terlihat pintar, AI bukan sumber kebenaran mutlak. Ada kalanya jawaban yang diberikan salah, menyesatkan, atau bahkan hasilnya mengada-ada. Kalau pelajar tidak terbiasa melakukan cross-check, mereka bisa saja mengutip informasi yang keliru dalam tugas atau presentasi.

Bayangkan saja, mengutip data palsu di depan kelas atau menulis esai dengan referensi yang tidak valid. Selain bisa menurunkan nilai, hal ini juga mengurangi kredibilitas sebagai pelajar.

Mengikis kejujuran akademik

Plagiarisme sudah lama jadi masalah di dunia pendidikan, dan hadirnya AI bisa memperburuk kondisi ini. Banyak pelajar yang tergoda untuk menyerahkan hasil pekerjaan AI seolah-olah itu buatan mereka sendiri. Padahal, inti dari tugas sekolah atau kuliah bukan sekadar mengumpulkan jawaban, tapi melatih kemampuan analisis dan pemahaman.