Tak Banyak Disadari, 4 Kebiasaan di Tempat Kerja Ini Tunjukkan Seseorang Alami Depresi
- freepik.com
Olret β Di balik meja kerja yang tertata rapi, senyum sopan saat morning meeting, atau sekadar obrolan basa-basi di pantry, bisa jadi seseorang sedang menyimpan badai dalam pikirannya. Depresi, meski sering dikaitkan dengan kesedihan mendalam atau air mata, nyatanya punya wajah yang jauh lebih kompleks. Apalagi di tempat kerja, di mana profesionalitas sering membuat banyak orang menutupi perasaannya.
Yang mengkhawatirkan, gejala depresi di lingkungan kerja kerap muncul dalam bentuk kebiasaan harian yang terlihat wajar. Akibatnya, sinyal-sinyal tersebut luput dari perhatian, bahkan oleh orang terdekat. Supaya kita bisa lebih peka, berikut empat kebiasaan yang sering dianggap biasa, tapi bisa jadi pertanda seseorang tengah mengalami depresi.
1. Semakin Tertutup dan Menjauhi Interaksi Sosial
Pernah punya rekan kerja yang dulunya aktif ngobrol, tiba-tiba jadi pendiam dan lebih sering menyendiri? Mungkin kamu mengira dia hanya sedang lelah atau ingin ruang pribadi. Tapi kalau ini terjadi terus-menerus, bisa jadi itu sinyal penarikan diri salah satu tanda klasik depresi.
Seseorang yang mengalami tekanan mental cenderung merasa nggak punya energi untuk bersosialisasi. Interaksi sederhana seperti makan siang bareng atau sekadar small talk bisa terasa berat dan menguras emosi. Mereka akan lebih memilih duduk sendiri, menunda membalas pesan, dan menjaga jarak dari lingkungan tanpa alasan yang jelas. Ini bukan berarti mereka sombong atau antisosial, tapi karena otaknya sedang sibuk menghadapi pertarungan dalam diri sendiri.
2. Terlihat Sibuk Sepanjang Waktu, Tapi Tanpa Arah yang Jelas
Ada juga tipe yang justru tampak sangat sibuk. Mereka kerja sampai malam, ambil banyak tanggung jawab, bahkan selalu terlihat βonβ di luar jam kerja. Sekilas tampak ambisius dan berdedikasi. Tapi sebenarnya, ini bisa jadi bentuk pelarian dari emosi negatif yang tidak tertangani.