PHK Di Mana-Mana? Ini Cara Cerdas Atur Keuangan Agar Tetap Bertahan dengan Nyaman

Olret – Berita soal PHK belakangan ini makin sering berseliweran di timeline. Mulai dari startup yang “merampingkan tim”, pabrik yang tutup, sampai perusahaan besar yang melakukan efisiensi besar-besaran. Di tengah situasi ekonomi yang serba nggak pasti, nggak ada yang benar-benar aman.

Dan kalau kamu sedang (atau baru saja) menghadapi masa PHK, pertama-tama adalah tenang, kamu nggak sendirian. Ini berat, iya. Tapi bukan akhir segalanya. Sekarang adalah waktunya kamu menata ulang hidup, terutama soal keuangan, supaya tetap bisa bertahan bahkan tetap nyaman, meski situasi belum ideal.

Yuk, simak langkah-langkah cerdas dan realistis yang bisa kamu mulai dari sekarang.

1. Hitung Dulu, Baru Bergerak

Langkah pertama: cek kondisi keuangan kamu secara jujur.

Tanya ke diri sendiri:

• Ada berapa tabungan yang likuid? (yang bisa dipakai langsung)
• Berapa utang yang masih harus dibayar?
• Berapa total pengeluaran wajib per bulan?

Anggap ini semacam peta, agar kamu tahu kamu berdiri di mana, dan punya waktu berapa lama sebelum benar-benar kehabisan.

2. Berhenti Boros, Mulai Hemat

Ini waktunya membedakan antara “perlu” dan “ingin”.

Yang perlu: makan, listrik, air, tempat tinggal, transportasi.

Yang ingin: ngopi di luar, langganan hiburan digital, jajan online tiap sore.

Bukan berarti kamu harus menyiksa diri, tapi fokuskan pengeluaran pada hal-hal yang bikin kamu bertahan hidup dulu. Mau nonton Netflix? Boleh, tapi pilih paket termurah, atau sharing bareng teman.

Kuncinya bukan sekadar hemat, tapi hemat yang strategis dan manusiawi.

3. Bikin Budget Darurat Versi Realistis

Setelah tahu total tabungan dan pengeluaran wajib, kamu bisa mulai bikin budgeting harian atau mingguan.

Contoh: kamu punya tabungan Rp10 juta dan butuh Rp2 juta per bulan untuk hidup sederhana. Artinya kamu punya cadangan hidup selama 5 bulan. Tapi kalau kamu bisa tekan pengeluaran jadi Rp1,5 juta/bulan, kamu punya napas selama 6–7 bulan. Itu penting banget untuk bantu kamu tenang sambil cari peluang baru.

4. Manfaatkan Hak dari Tempat Kerja

Kalau kamu terkena PHK resmi, jangan lupa cek hak-hak kamu sebagai karyawan.

Kamu bisa dapat:

• Uang pesangon
• Uang penghargaan masa kerja
• Uang penggantian hak cuti atau THR

Jangan sungkan menanyakan ini ke bagian HR atau bahkan konsultasi ke pengacara ketenagakerjaan. Setiap rupiah sangat berarti saat kamu lagi di fase transisi.

5. Cari Income Baru, Meski Kecil Dulu

Di masa seperti ini, fleksibilitas adalah kekuatan. Coba tanya ke diri sendiri:

• Apa skill yang bisa kamu jual?
• Ada barang-barang yang bisa disewakan atau dijual?
• Siapa tahu butuh jasa kamu secara freelance?

Nggak harus besar dulu. Mulai dari hal kecil: jualan makanan rumahan, desain, nulis konten, jadi tutor online. Uang kecil tapi stabil bisa jadi penyambung napas finansial. Dan siapa tahu, itu bisa berkembang jadi usaha baru yang berkelanjutan.

6. Tetap Jaga Kesehatan dan Mental

Kondisi finansial bisa diperbaiki, tapi kalau kesehatan dan mental kamu rusak, semuanya jadi lebih sulit. Jangan abaikan makan cukup, tidur cukup, dan punya waktu untuk istirahat.

Luangkan waktu untuk olahraga ringan, journaling, ngobrol dengan teman, atau kegiatan spiritual. Pikiran yang jernih bikin kamu bisa ngatur uang dengan lebih bijak dan ngambil keputusan lebih rasional.

7. Bangun Kebiasaan Finansial Baru dari Sekarang

Situasi ini mungkin nggak enak, tapi bisa jadi momen paling penting dalam hidup kamu. Dari sini, kamu bisa mulai bangun kebiasaan finansial baru:

• Punya dana darurat
• Punya penghasilan lebih dari satu sumber
• Lebih melek soal asuransi, investasi, dan rencana jangka panjang

Bangun fondasi finansial dari pengalaman sulit ini, dan kamu akan jauh lebih siap menghadapi apapun ke depannya.

PHK memang berat. Tapi bukan berarti hidup kamu berhenti. Dengan strategi yang tepat, kamu tetap bisa bertahan bahkan tumbuh. Uang bisa dicari, peluang bisa datang lagi, tapi mental dan perencanaan yang matang adalah modal paling utama.

Kamu masih punya waktu, kemampuan, dan potensi untuk bangkit. Satu langkah kecil hari ini, bisa jadi awal dari kehidupan yang jauh lebih stabil dan bermakna.