Singapura Dinobatkan Sebagai Kota Terbahagia Ketiga di Dunia Tahun 2025

Marlion Park Singapura
Sumber :
  • Viva/Idris Hasibuan

Singapura "mempertahankan konektivitas globalnya," dengan lebih dari 63% penduduknya berbicara sedikitnya satu bahasa asing dan 55% memiliki keterampilan digital.

Indeks tersebut juga menyatakan bahwa negara tersebut mendorong kemajuan teknologi dan memastikan adanya inovasi yang berkelanjutan, dengan memberikan 7,37 paten per 10.000 penduduk.

Tata kelola dan transparansi menentukan keunggulan administratif Singapura, kata indeks tersebut, seraya menambahkan bahwa terdapat "tingkat keterlibatan warga negara yang tinggi."

Indeks tersebut juga mencatat bahwa Singapura mengoperasikan platform data terbuka yang komprehensif, dengan menyediakan 8.086 kumpulan data untuk umum.

Tata kelola digital terintegrasi dengan mulus ke dalam kehidupan sehari-hari, katanya, dengan mengutip layanan elektronik untuk pelaporan kesalahan, pembayaran daring, dan penjadwalan janji temu.

Untuk pertama kalinya, Indeks Kota Bahagia menyertakan tema kesehatan, dengan indikator yang mencakup kesehatan mental, nutrisi, dan keseimbangan kehidupan kerja.

Dengan asuransi kesehatan universal dan 2,8 dokter per 1.000 penduduk, layanan kesehatan di Singapura "mudah diakses dan efisien," kata indeks tersebut.

Indeks tersebut juga memuji inisiatif kesehatan publik yang kuat di negara tersebut, dengan menyebutkan harapan hidup 83 tahun dan tingkat obesitas yang rendah.

"Layanan kesehatan mental terus berkembang, dengan 15% dari populasi orang dewasa menerima perawatan terkoordinasi," tambahnya.

Kota ini mempertahankan tingkat percobaan bunuh diri yang sangat rendah yaitu 0,06 per 1.000 penduduk dan tingkat kejahatan yang minimal, dengan hanya 3,31 insiden kekerasan publik yang tercatat per 1.000 penduduk, menjadikan Singapura salah satu kota teraman di dunia.