Singapura Dinobatkan Sebagai Kota Terbahagia Ketiga di Dunia Tahun 2025

Marlion Park Singapura
Sumber :
  • Viva/Idris Hasibuan

OlretSingapura menduduki peringkat ketiga kota "paling bahagia" di dunia pada tahun 2025, menurut Indeks Kota Bahagia terbaru dari Institute for the Quality of Life.

Negara-kota Asia Tenggara ini berada di bawah Kopenhagen, Denmark, dan Zurich, Swiss. Institut yang berpusat di Inggris ini melacak 82 indikator di enam tema utama yang "secara langsung memengaruhi" kebahagiaan penduduk: warga negara, tata kelola, lingkungan, ekonomi, kesehatan, dan mobilitas.

Indeks tersebut menekankan bahwa tidak ada satu kota pun yang boleh dianggap "paling bahagia", sebaliknya menyoroti sekelompok 31 kota yang masuk dalam daftar "Kota Emas", yang menunjukkan kinerja yang kuat di semua metrik.

Menurut lembaga tersebut, Singapura "berdiri sebagai mercusuar global untuk kemakmuran ekonomi, tata kelola, dan inovasi perkotaan."

Sebagai rumah bagi lebih dari enam juta penduduk, seluruh negara ini terkurung dalam satu kota metropolitan yang membentang seluas 734,3 kilometer persegi.

Pendidikan dan inovasi merupakan "inti dari keberhasilan Singapura," dengan universitas-universitas di negara tersebut berada di peringkat 50 teratas dunia, menurut indeks tersebut.

Singapura

Photo :
  • Shutterstock

Singapura "mempertahankan konektivitas globalnya," dengan lebih dari 63% penduduknya berbicara sedikitnya satu bahasa asing dan 55% memiliki keterampilan digital.

Indeks tersebut juga menyatakan bahwa negara tersebut mendorong kemajuan teknologi dan memastikan adanya inovasi yang berkelanjutan, dengan memberikan 7,37 paten per 10.000 penduduk.

Tata kelola dan transparansi menentukan keunggulan administratif Singapura, kata indeks tersebut, seraya menambahkan bahwa terdapat "tingkat keterlibatan warga negara yang tinggi."

Indeks tersebut juga mencatat bahwa Singapura mengoperasikan platform data terbuka yang komprehensif, dengan menyediakan 8.086 kumpulan data untuk umum.

Tata kelola digital terintegrasi dengan mulus ke dalam kehidupan sehari-hari, katanya, dengan mengutip layanan elektronik untuk pelaporan kesalahan, pembayaran daring, dan penjadwalan janji temu.

Untuk pertama kalinya, Indeks Kota Bahagia menyertakan tema kesehatan, dengan indikator yang mencakup kesehatan mental, nutrisi, dan keseimbangan kehidupan kerja.

Dengan asuransi kesehatan universal dan 2,8 dokter per 1.000 penduduk, layanan kesehatan di Singapura "mudah diakses dan efisien," kata indeks tersebut.

Indeks tersebut juga memuji inisiatif kesehatan publik yang kuat di negara tersebut, dengan menyebutkan harapan hidup 83 tahun dan tingkat obesitas yang rendah.

"Layanan kesehatan mental terus berkembang, dengan 15% dari populasi orang dewasa menerima perawatan terkoordinasi," tambahnya.

Kota ini mempertahankan tingkat percobaan bunuh diri yang sangat rendah yaitu 0,06 per 1.000 penduduk dan tingkat kejahatan yang minimal, dengan hanya 3,31 insiden kekerasan publik yang tercatat per 1.000 penduduk, menjadikan Singapura salah satu kota teraman di dunia.

Mengenai infrastruktur mobilitas dan transportasi, indeks tersebut mengatakan sistem Singapura adalah "salah satu yang paling maju di dunia," dan kota tersebut memprioritaskan opsi transit yang berkelanjutan.

"Sistem manajemen lalu lintas yang cerdas memastikan pergerakan perkotaan yang lancar, sementara para komuter mendapatkan manfaat dari sistem pembayaran elektronik yang terintegrasi sepenuhnya," katanya.

Indeks tersebut juga mencatat bahwa semua kendaraan angkutan umum di Singapura sepenuhnya disesuaikan untuk para penyandang disabilitas mobilitas.

"Kematian terkait lalu lintas tetap rendah pada angka 0,24 per 10.000 penduduk, berkat langkah-langkah keselamatan yang ketat dan perencanaan kota yang efisien," katanya.

Indeks tersebut juga memuji kebijakan perkotaan berkelanjutan Singapura, mengakui kota tersebut sebagai pelopor dalam perlindungan keanekaragaman hayati dan adopsi energi terbarukan.

"Dengan 100% populasi dilayani oleh fasilitas pengolahan limbah, Singapura menjunjung tinggi standar lingkungan yang tinggi."

Meskipun mengakui bahwa pengelolaan limbah masih menjadi tantangan, laporan itu mencatat bahwa upaya daur ulang negara itu terus membaik.

Dua kota Asia lainnya masuk dalam 10 besar dalam pemeringkatan tahun ini: Seoul di peringkat keenam dan Taipei di peringkat kedelapan.

Ini adalah edisi keenam Indeks Kota Bahagia. Sebanyak 200 kota diperingkat, dengan 31 ditetapkan sebagai "Kota Emas."

Pada edisi tahun lalu, Singapura juga dinobatkan sebagai Kota Emas, dengan peringkat ke-34 dari 37 kota.

Sumber : https://institute-ql.com/Happy_City_Index/ dan https://e.vnexpress.net