Terjebak Dalam Zona Nyaman, Kupilih Dia Yang Pasti Atau Kamu Pacar Tak Kunjung Menghalalkan?
- freepik
Kadang yang Kita Cintai Memang Selalu Memberikan Perasaan yang Menyakitkan, Namun Hidup Tetap Berjalan. Bukankah Lebih Baik dicintai daripada Mencintai Tapi Diacuhkan.
Ibu menceritakan selama masih mudanya, banyak sekali pelajaran yang bisa diambil, mulai dari perkenalan dan janji jani palsu. Aku hanya tunduk terdiam membisu, tak banyak kata yang aku ucapkan, mulut ini seakan terikat dengan kuat. Yang ada dalam pikiranku hanyalah kamu, kamu yang berjanji untuk berkunjung ke rumahku untuk bertemu dengan kedua orang tuaku.
Keesokan harinya anak pak Danu pun sesuai dengan jadwal datang tepat waktu. Dia datang dengan kedua orangtuanya, tak banyak mengobrol langsung di utarakan maksud dan tujuannya datang kerumahku.
Tanpa banyak pikiran akupun mengiyakan bahwa bulan depan siap untuk melangsungkan pernikahan. Dua minggu sebelum acara hari pernikahan sibuk mengurus ini itu, ngurusin baju nikahan dan segala macam semuanya.
Namun di saat hari suci itu datang, ada kecelakaan yang tidak terprediksi. Calon pengantin pria mengalami cidera parah saat perjalanan ke tempat pernikahan. Bagaikan jatuh tertimpa tangga, diriku yang sebentar lagi melangsungkan pernikahan malah batal, padahal tamu undangan sudah berdatangan.
Ternyata, Yang Namanya Jodoh Itu Tak Pernah Tertukar. Bila Sudah Ditakdirkan Berjodoh, Banyak Kisah Untuk Kembali.
Pengantin pria dibawa ke rumah sakit terdekat dan langsung dibawa ke ruang UGD, aku menunggu di ruang tunggu dengan rasa yang gak karuan diriku mondar-mandir kesana kemari, sampai tak sadar menabrak dirimu. “Kenapa kamu di tempat ini!”, tanyaku agak membentak kepadamu. Tanpa kata apa pun kamu langsung pergi begitu saja.
Lalu kamu datang lagi ke ruang tunggu, “Maaf, di sini ada keluarga bapak Danu?, ada kabar yang kurang enak yang harus saya sampaikan kepada keluarga, bahwa anak bapak danu tidak dapat di selamatkan”. Dengan sontak aku menangis meronta-ronta, padahal hari ini adalah hari istimewa malah menjadi hari duka.
“Kenapa dulu kamu tidak datang kerumahku, sampai orang lain melamarku !, kenapa sekarang malah mengabarkan kepadaku bahwa calonku tidak dapat diselamatkan !, kenapa kamu tega kepadaku !!!” teriakanku ke kamu.