Video Perjalanan Pendakian Gunung Luhur Sukamakmur Bogor
- idris hasibuan
Olret – Bogor tidak pernah kehabisan cerita bagi para pecinta ketinggian. Jika biasanya Puncak identik dengan kemacetan, kali ini kami memilih jalur yang berbeda: Puncak Gunung Luhur.
Sebuah perjalanan sehari yang merangkum segala rasa—mulai dari lelahnya tanjakan, tawa di sepanjang jalur, hingga sensasi hutan yang misterius.
Langkah Awal yang Menguji Tekad
Perjalanan dimulai dengan penuh semangat, namun gunung selalu punya cara untuk mengingatkan kita pada kerendahan hati.
Baru saja melewati Pos 3, kaki mulai terasa berat. Ada sedikit drama kecil saat melihat papan penanda yang bertuliskan "10 Menit Lagi", namun realitanya, langkah kaki kami membutuhkan waktu jauh lebih lama dari itu.
Jalur pendakian ini menawarkan variasi yang menantang. Kami sempat melewati apa yang kami sebut sebagai "Tanjakan Kopi". Mengapa? Karena di kanan-kiri jalur, pohon-pohon kopi tumbuh subur, seolah menggoda kami untuk berhenti sejenak dan menyeduh secangkir kopi panas di tengah hutan.
"Tangga si Joli" dan Lautan Awan
Salah satu bagian paling menguras tenaga adalah deretan anak tangga yang tak habis-habisnya, atau yang sering disebut warga lokal sebagai Tangga si Joli. Di titik ini, napas mulai tersengal dan otot kaki mulai memprotes.
Namun, setiap tetes keringat langsung terbayar lunas saat kami menoleh ke belakang. Di balik dahan-dahan pohon, Lautan Awan putih yang luas membentang menutupi lembah Bogor. Momen ini adalah "obat" terbaik yang membuat kami lupa sejenak akan rasa lelah dan kembali memacu semangat menuju puncak.