Part 2 (End) : Bertemu Dengan Dewi, Pendaki Wanita Serba Pucat di Gunung Arjuno
- Youtube
Olret – Gunung Arjuno memang terkenal dengan mistis dan keangkerannya, bahkan setiap nama posnya saja bisa membuat bulu kuduk merinding. Banyak kisah pengalaman mistis yang menimpa pendaki ketika mendaki di Gunung Arjuno. Setelah kejadian yang mengerikan di pos 3, Part 1 : Bertemu Dengan Dewi, Pendaki Wanita Serba Pucat di Gunung Arjuno
*
Singkat cerita sampailah kami di pos 5 Mahkutoromo, disitu kami istirahat di depan bangunan shelter, dan di shelter itu kami bertemu dengan bapak-bapak, sepertinya beliau seorang penambang belerang. Kami sempat mengobrol dengan bapak itu dan bapak itu bilang.
"Nek nang gunung arjuno sing ngati-ngati, nek iso ojo jumlah ganjil" (Kalau ke Gunung Arjuno hati-hati, kalau bisa jangan jumlah ganjil)
Lalu Fajar menjawab,
"Memang kenapa pak?"
"Nek ganjil, biasane bakal ono lelembut sing ngetutno, nek iso gowo kayu gawe nggenepi"
(Kalau ganjil biasanya bakal ada makhluk halus yang mengikuti, kalau bisa bawa kayu untuk menggenapkan), jawab bapak itu sambil menasehati kami.
"Iya pak terimakasih sarannya". Jawab Fajar.
Tidak tau kenapa mendengar itu hatiku tiba-tiba berdetak hebat, aku merinding sekali. Dan ketika kami asyik mengobrol dengan bapak-bapak itu tiba-tiba Dewi agak menjauh, seakan tidak mau berkumpul bersama kami dan bapak-bapak itu. Setelah kurang lebih 20 menit kami disitu, kami pun berpamitan dengan bapak itu, kami semua bersalaman dengannya, kecuali Dewi.
Ketika kami akan meninggalkan pos 5 tiba-tiba bapak itu berpesan lagi.
"Ojo lali, nggowo kayu yo mas". (Jangan lupa bawa kayu ya mas)
Mendengar itu aku merasa ada sesuatu yang tidak beres, padahal waktu itu kan kami ber-6 dengan Dewi? Aku berfikir, apakah bapak itu tidak melihat Dewi? Dan aku semakin merasa ada yang tidak beres terhadap Dewi.
Singkat cerita, sampailah kami di pos 7 Jawa Dipa pada pukul setengah 10 malam. Kami berniat bermalam disitu dan melanjutkan perjalanan ke puncak besok pagi. Kami mendirikan tenda masing-masing, Dewi membawa tenda sendiri yang berkapasitas 2 orang dan ditempati sendiri.
Setelah tenda selesai didirikan kami semua berkumpul untuk memasak dan makan. Tapi waktu itu Dewi tidak mau makan dengan alasan tidak lapar.