Part 2 (End) : Bertemu Dengan Dewi, Pendaki Wanita Serba Pucat di Gunung Arjuno
- Youtube
Setelah selesai makan kami pun masuk tenda untuk tidur. Fajar, Herman dan Aldi tidur di satu tenda, sedangkan aku dan Maya tidur berdua.
Malam semakin larut, tiba-tiba aku terbangun dari tidurku karena kedinginan, ketika aku terbangun tiba-tiba aku mendengar suara berisik di depan tendaku, karena penasaran aku membuka sedikit pintu tendaku untuk melihat keluar. Aku benar-benar sangat terkejut ketika melihat keluar, ternyata disitu ada Dewi yang sedang duduk di depan tendanya seorang diri, sambil bermain ranting yang dicoret-coretkan ke tanah.
Aku ingin menyapanya tapi tidak jadi, karena takut. Aku terus mengintip Dewi dari sela-sela pintu tendaku, lalu tiba-tiba Dewi berdiri dari duduknya dan berjalan kearah sebuah pohon yang jaraknya sedikit jauh dari tendanya. Disitu aku melihat Dewi sedang berbicara entah dengan siapa ia berbicara.
Melihat itu aku semakin ketakutan, tapi disisi lain aku masih penasaran dengan apa yang dilakukan Dewi. Aku terus melihat Dewi dari sela-sela pintu tenda. Tidak lama kemudian Dewi terlihat berlari jauh kedalam hutan hingga aku tidak melihatnya lagi. Karena takut aku menutup pintu tendaku dan melanjutkan tidur dan bibirku terus melantunkan do'a, agar tidak terjadi apa-apa kepadaku dan teman-temanku hingga akhirnya aku tertidur.
Tepat pukul 4 pagi kami semua bangun. Ketika bangun aku melihat tenda Dewi belum terbuka, lalu aku menyuruh Fajar untuk membangunkan Dewi. Ketika Fajar mendekati tenda Dewi dan akan membangunkannya tiba-tiba aku dikejutkan dengan kedatangan Dewi yang tiba-tiba dari dibelakangku. Spontan aku kaget dengan keberadaan Dewi disitu. Lalu Fajar bilang,
"Oalah tak kira belum bangun mbak Dewi"
Dewi pun menjawab,
"Udah mas, tadi habis buang air kecil".
Aku hanya terdiam, karena waktu itu aku melihat raut wajah Dewi tidak terlihat seperti orang bangun tidur dan kedatangan Dewi itu tepat dari arah hutan tempat ia semalam berlari.
Aku benar-benar ketakutan waktu itu terlebih ketika aku melihat Dewi. Kami pun memasak pagi itu, lalu ketika kami sedang sibuk memasak tiba-tiba Dewi berpamitan untuk jalan lebih dulu.